Monday, 19 May 2014

Berjuang Tanpa Henti


Pemuda/pemudi adalah tonggak perubahan Islam dimasa mendatang. Kalian adalah para mujahid/mujahidah yang siap mengorbankan api semangat agar terus berjuang di dalam Islam, yakinlah Allahu akbar.


Keimanan manusia adakalanya naik, adakalanya turun. Lebih rawan lagi hal ini terjadi pada seorang pemuda/pemudi yang masih lajang alias belum menikah. Godaan akan terus menyelimutinya mulai dari godaan harta, tahta dan wanita/laki-laki. Mulai dari yang dzahir maupun yang batin. Hanya orang-orang yang mempunyai kadar keimanan yang tinggi yang dapat melawan godaan tersebut. Sungguh beruntung orang yang dapat menghindari semua itu karena Jannah (syurga) adalah balasannya.

Namun untuk menggapai semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi butuh
kerja keras dan keistiqomahan di dalam melaksanakannya. Ibarat seorang petualang, maka ia akan memghadapi percobaan mulai dari kepanasan, kehujanan, tersesat, adanya badai, rasa haus, dan lain-lain. Namun karena ia yakin dan terus melaksanakan petualangan tersebut maka puncak kebahagiaanpun dapat ia rasakan. Seperti itulah perjuangan Islam, butuh para kader/pemuda yang selalu menggerakan barisan Islam agar terus maju dan mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kalau bukan kita (pemuda/pemudi) lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi ini?

Apakah kita rela ketika Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dilecehkan? Apakah kita rela ketika Islam diremehkan bahkan dihina? Apakah kita akan diam saja ketika Al qur’an dihujat oleh orang-orang yang tidak suka bahkan mereka menyebarkan surat-surat palsu? Lalu apakah kita akan tinggal duduk manis sambil berpangku tangan padahal Islam membutuhkan perjuangan kita, karena kita adalah seorang pemuda/pemudi. Meskipun hanya sebagian kecil dari kita maka sudah seharusnya tetap ada orang yang akan terus menggerakkan Islam hingga  akhir kelak. Hal ini sebagaimana dalam Firman Allah “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang Mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung” (Qs: Ali Imron. 104).
Tentunya teman-teman sekalian tahu perjuangan seorang anak yang dari kecil sudah masuk Islam cerdas, pemberani, dan tak kenal lelah. Ya dialah Ali Bin Abi Thalib. Beliau ketika masih kecil berani menggantikan tidur di tempat tidurnya Rosululloh. Padahal pada saat itu banyak algojo suruhan Abu Jahal dan Abu Lahab yang diminta agar membunuh Rosululloh.

Namun Ali bin Abi Thalib sama sekali tidak merasa takut meskipun jiwanya terancam. Selain itu kita tentu tahu perjuangan Abu Bakar Ash shiddiq, seorang saudagar yang dermawan dan rendah hati. Beliau tidak segan-segan menggunakan harta kekayaannya guna membebaskan budak agar masuk Islam, membiayai perjuangan perang melawan kekafiran dan hartanya terus ia sodaqohkan untuk kepentingan Islam. Meskipun hartanya berkurang bahkan habis, ia sama sekali tidak mengeluh kepada Allah, RosulNya ataupun kepada sesama manusia. Ia justru bangga dan senang karena harta kekayaannya dapat bermanfaat untuk Islam. Pernah suatu ketika Rosululloh bertanya kepada Abu Bakar yakni ketika hartanya banyak digunakan untuk Islam lalu bagaimana untuk keluarganya. Maka Abu Bakar menjawab, “ Aku tinggalkan Allah dan Rosulnya”, begitulah perjuangan para pendahulu kita yang hidupnya selalu ingin bermanfaat bagi Islam.

Jika kondisinya dibandingkan dengan kita sekarang ini maka hal itu sungguh sangat jauh berbeda mereka selalu unggul dalam berbagai hal baik dalam hal aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah namun paling tidak merekalah teladani perjuangan meraka meskipun tidak sebanding dengan meraka.

Kita optimalkan waktu sedemikian mungkin untuk menuntut agama, kita upayakan agar para fakir miskin dapat tersantuni meskipun tidak setiap hari, kita pahamkan umat agar pentingnya agama Islam dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lain. Mari kita ambil peran bagian masing-masing untuk terus memperjuangkan Islam agar tegak dimuka bumi ini. Ada yang lewat harta, lewat tulisan, lewat lisan, ataupun lewat perilaku dan keteladanan. Sehingga umat akan merasakan bahwa Islam adalah agama  rahmatan lil ‘alamin. Mari kita satukan barisan, hati dan fikiran bergerak bersama untuk kejayaan Islam. Meskipun kecil ataupun sedikit yang kita lakukan namun ketika kita jalani terus menerus maka hal itu tentunya akan dapat membuahkan hasil. Semoga bermanfaat Walahu a’lam (Kak Yudi).

0 komentar: