Pemuda/pemudi adalah tonggak perubahan Islam dimasa mendatang. Kalian adalah para mujahid/mujahidah yang siap mengorbankan api semangat agar terus berjuang di dalam Islam, yakinlah Allahu akbar.
Keimanan manusia adakalanya naik,
adakalanya turun. Lebih rawan lagi hal ini terjadi pada seorang pemuda/pemudi
yang masih lajang alias belum menikah. Godaan akan terus menyelimutinya mulai
dari godaan harta, tahta dan wanita/laki-laki. Mulai dari yang dzahir maupun
yang batin. Hanya orang-orang yang mempunyai kadar keimanan yang tinggi yang
dapat melawan godaan tersebut. Sungguh beruntung orang yang dapat menghindari
semua itu karena Jannah (syurga) adalah balasannya.
Namun untuk menggapai semua itu
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi butuh
kerja keras dan keistiqomahan di dalam melaksanakannya. Ibarat seorang petualang, maka ia akan memghadapi percobaan mulai dari kepanasan, kehujanan, tersesat, adanya badai, rasa haus, dan lain-lain. Namun karena ia yakin dan terus melaksanakan petualangan tersebut maka puncak kebahagiaanpun dapat ia rasakan. Seperti itulah perjuangan Islam, butuh para kader/pemuda yang selalu menggerakan barisan Islam agar terus maju dan mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kalau bukan kita (pemuda/pemudi) lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi ini?
kerja keras dan keistiqomahan di dalam melaksanakannya. Ibarat seorang petualang, maka ia akan memghadapi percobaan mulai dari kepanasan, kehujanan, tersesat, adanya badai, rasa haus, dan lain-lain. Namun karena ia yakin dan terus melaksanakan petualangan tersebut maka puncak kebahagiaanpun dapat ia rasakan. Seperti itulah perjuangan Islam, butuh para kader/pemuda yang selalu menggerakan barisan Islam agar terus maju dan mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kalau bukan kita (pemuda/pemudi) lalu siapa lagi yang akan memperjuangkan Islam agar tegak di muka bumi ini?
Apakah kita rela ketika Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dilecehkan? Apakah kita rela ketika
Islam diremehkan bahkan dihina? Apakah kita akan diam saja ketika Al qur’an
dihujat oleh orang-orang yang tidak suka bahkan mereka menyebarkan surat-surat
palsu? Lalu apakah kita akan tinggal duduk manis sambil berpangku tangan
padahal Islam membutuhkan perjuangan kita, karena kita adalah seorang
pemuda/pemudi. Meskipun hanya sebagian kecil dari kita maka sudah seharusnya
tetap ada orang yang akan terus menggerakkan Islam hingga akhir kelak. Hal ini sebagaimana dalam Firman
Allah “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyeru kepada yang Ma’ruf dan mencegah dari yang Mungkar. Merekalah
orang-orang yang beruntung” (Qs: Ali Imron. 104).
Tentunya teman-teman sekalian
tahu perjuangan seorang anak yang dari kecil sudah masuk Islam cerdas,
pemberani, dan tak kenal lelah. Ya dialah Ali Bin Abi Thalib. Beliau ketika
masih kecil berani menggantikan tidur di tempat tidurnya Rosululloh. Padahal
pada saat itu banyak algojo suruhan Abu Jahal dan Abu Lahab yang diminta agar
membunuh Rosululloh.
Namun Ali bin Abi Thalib sama
sekali tidak merasa takut meskipun jiwanya terancam. Selain itu kita tentu tahu
perjuangan Abu Bakar Ash shiddiq, seorang saudagar yang dermawan dan rendah
hati. Beliau tidak segan-segan menggunakan harta kekayaannya guna membebaskan budak
agar masuk Islam, membiayai perjuangan perang melawan kekafiran dan hartanya
terus ia sodaqohkan untuk kepentingan Islam. Meskipun hartanya berkurang bahkan
habis, ia sama sekali tidak mengeluh kepada Allah, RosulNya ataupun kepada
sesama manusia. Ia justru bangga dan senang karena harta kekayaannya dapat
bermanfaat untuk Islam. Pernah suatu ketika Rosululloh bertanya kepada Abu
Bakar yakni ketika hartanya banyak digunakan untuk Islam lalu bagaimana untuk
keluarganya. Maka Abu Bakar menjawab, “ Aku tinggalkan Allah dan Rosulnya”,
begitulah perjuangan para pendahulu kita yang hidupnya selalu ingin bermanfaat
bagi Islam.
Jika kondisinya dibandingkan
dengan kita sekarang ini maka hal itu sungguh sangat jauh berbeda mereka selalu
unggul dalam berbagai hal baik dalam hal aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah
namun paling tidak merekalah teladani perjuangan meraka meskipun tidak
sebanding dengan meraka.
Kita optimalkan waktu sedemikian
mungkin untuk menuntut agama, kita upayakan agar para fakir miskin dapat
tersantuni meskipun tidak setiap hari, kita pahamkan umat agar pentingnya agama
Islam dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak lain. Mari kita ambil peran
bagian masing-masing untuk terus memperjuangkan Islam agar tegak dimuka bumi
ini. Ada yang lewat harta, lewat tulisan, lewat lisan, ataupun lewat perilaku
dan keteladanan. Sehingga umat akan merasakan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Mari kita satukan
barisan, hati dan fikiran bergerak bersama untuk kejayaan Islam. Meskipun kecil
ataupun sedikit yang kita lakukan namun ketika kita jalani terus menerus maka
hal itu tentunya akan dapat membuahkan hasil. Semoga bermanfaat Walahu a’lam (Kak
Yudi).
0 komentar:
Post a Comment