Monday, 24 March 2014

Melemaskan Persendian Jenazah Dengan Dzikrullah



Ini adalah kisah yang sangat menakjubkan, namun itu bukan sesuatu yang aneh karena kekuasaan Alloh subahanahu wa ta’ala. Ini adalah kisah seorang wanita yang telah diwafatkan oleh Alloh. Jenazahnya diletakkan di dalam lemari pendingin selama beberapa hari, sementara tangannya berada di atas dadanya. Lalu dipanggillah petugas memandikan jenazah, kemudian mereka pun memandikannya. Selesai memandikan, mereka hendak mengkafani jenazah itu, namun tangan jenaazah itu terlipat kaku di atas dadanya. Mereka berusaha meluruskan tangannya, namun tangannya telah beku dan tidak dapat digerakkan. Ketika keadaannya seperti itu, ada salah seorang yang berusaha meluruskan tangan si jenazah, ia menjadikan sesuatu yang menjadikan kulit merinding, nampak pada dirinya keikhlasan dan keyakinan yang kuat kepada keesaan Alloh subhanahu wa ta’ala.


            `Orang itu memegang tangan si jenazah wanita itu, tangan kirinya memegang sikut dan tangan yang lain menggerakkan lengan kanannya untuk meluruskannya.dia mengulang-ulang ucapan, ’Laa ilaha illalloh...Asyhadu an Laa ilaha illalloh.’ Hingga akhirnya tangan wanita itu dapat menjadi lurus, dengan demikian mereka dapat mengkafani itu dengan mudah.”
           
Siapakah Wanita itu?
            Kepada setiap wanita yang menghabiskan waktunya di dalam ketaataan kepada Alloh, yang senantiasa berpindah dari suatu amal kebaikan kepada amal kebaikan yang lain, seperti seekor lebah yang berpindah-pindah dari satu bunga ke bunga yang lain. Anda lihat pada suatu hari dia memberi makan orang miskin dan di hari yang lain ia memberi pakaian anak yatim. Dia menghafal kitabulloh dan melantunkannya sepanjang siang dan malam. Bicaranya adalah membaca tasbih,tahlil hingga istighfar, pakaiannya adalah kesopanan dan kewibawaan. Anda lihat ia senantiasa menutup auratnya, tidak terlihat sesuatu pun dari tubuhnya. Dia berjalan di pinggir jalan. Dia selalu mengulang-ngulang syi’arnya, ”Seorang wanita sebaiknya tidak mengenal laki-laki dan tidak dikenal oleh laki-laki (selain mahramnya).” Dia mencintai anak-anaknya, berlaku lemah lembut terhadap mereka. Dia selalu berbuat baik kepada tetangga-tetangganya, ia senantiasa menanyakan keadaan mereka, mengunjungi yang sakit, memberi makan yang kelaparan dan mendoakan anak-anak mereka.

            Wanita ini senantiasa membasahi lisan mereka dengan dzikrulloh dan mendoakan orang-orang yang ada di sekitarnya, dari anak-anaknya, kedua orang tuanya dan teman-temannya.

            Ia berusaha meninggalkan perkataan laknat dan mengingkari kebaikan suaminya. Wanita yang solehah sepeti ini, telah banyak menghilang di zaman ini, yaitu wanita yang menjaga keadaannya dalam keadaan seperti itu sejak masa muda hingga rambutnya beruban. Bagaimana mungkin ia akan mengakhiri dengan suul khotimah?

(Kisah ini diambil dari buku ’Suka Duka Menjemput Ajal’ karya Nurah Binti Humaid ash-Shalimi, Hlm. 114-116 dengan sedikit perubahan)

0 komentar: