Ini adalah kisah yang sangat menakjubkan, namun itu bukan sesuatu yang aneh
karena kekuasaan Alloh subahanahu wa ta’ala. Ini adalah kisah seorang
wanita yang telah diwafatkan oleh Alloh. Jenazahnya diletakkan di dalam lemari
pendingin selama beberapa hari, sementara tangannya berada di atas dadanya.
Lalu dipanggillah petugas memandikan jenazah, kemudian mereka pun
memandikannya. Selesai memandikan, mereka hendak mengkafani jenazah itu, namun
tangan jenaazah itu terlipat kaku di atas dadanya. Mereka berusaha meluruskan
tangannya, namun tangannya telah beku dan tidak dapat digerakkan. Ketika
keadaannya seperti itu, ada salah seorang yang berusaha meluruskan tangan si
jenazah, ia menjadikan sesuatu yang menjadikan kulit merinding, nampak pada
dirinya keikhlasan dan keyakinan yang kuat kepada keesaan Alloh subhanahu wa
ta’ala.
`Orang itu memegang tangan si jenazah wanita itu, tangan
kirinya memegang sikut dan tangan yang lain menggerakkan lengan kanannya untuk
meluruskannya.dia mengulang-ulang ucapan, ’Laa ilaha illalloh...Asyhadu an
Laa ilaha illalloh.’ Hingga akhirnya tangan wanita itu dapat menjadi lurus,
dengan demikian mereka dapat mengkafani itu dengan mudah.”
Siapakah Wanita itu?
Kepada setiap wanita yang menghabiskan waktunya di dalam
ketaataan kepada Alloh, yang senantiasa berpindah dari suatu amal kebaikan
kepada amal kebaikan yang lain, seperti seekor lebah yang berpindah-pindah dari
satu bunga ke bunga yang lain. Anda lihat pada suatu hari dia memberi makan orang miskin dan di hari yang
lain ia memberi pakaian anak yatim. Dia menghafal kitabulloh dan
melantunkannya sepanjang siang dan malam. Bicaranya adalah membaca tasbih,tahlil
hingga istighfar, pakaiannya adalah kesopanan dan kewibawaan. Anda
lihat ia senantiasa menutup auratnya, tidak terlihat sesuatu pun dari tubuhnya.
Dia berjalan di pinggir jalan. Dia selalu mengulang-ngulang syi’arnya, ”Seorang
wanita sebaiknya tidak mengenal laki-laki dan tidak dikenal oleh laki-laki
(selain mahramnya).” Dia mencintai anak-anaknya, berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Dia selalu berbuat baik kepada tetangga-tetangganya, ia
senantiasa menanyakan keadaan mereka, mengunjungi yang sakit, memberi makan
yang kelaparan dan mendoakan anak-anak mereka.
Wanita ini senantiasa
membasahi lisan mereka dengan dzikrulloh dan mendoakan orang-orang yang
ada di sekitarnya, dari anak-anaknya, kedua orang tuanya dan teman-temannya.
Ia berusaha meninggalkan perkataan
laknat dan mengingkari kebaikan suaminya. Wanita yang solehah sepeti ini, telah
banyak menghilang di zaman ini, yaitu wanita yang menjaga keadaannya dalam
keadaan seperti itu sejak masa muda hingga rambutnya beruban. Bagaimana mungkin
ia akan mengakhiri dengan suul khotimah?
(Kisah ini diambil dari buku ’Suka Duka Menjemput Ajal’ karya Nurah
Binti Humaid ash-Shalimi, Hlm. 114-116 dengan sedikit perubahan)
0 komentar:
Post a Comment