Thursday, 12 June 2014

Tak Setajam Pedang, Tapi Mampu Menghunus Lawan



Lidah adalah bagian dari anggota tubuh yang sangat penting bagi kita, fungsinya sebagai pembantu mengunyah makanan yang akan kita cerna dalam tubuh kita. Selain itu ia juga yang membuat kita mampu mengucapkan kata-kata, meskipun dalam fungsi yang satu ini kita mesti berhati-hati. Why? Walaupun tak bertulang dan tak setajam pedang namun lidah dapat membuat kita terjerumus kepada dosa yang dapat menghapuskan amal-amal kita.

            Girls, sebagai seorang wanita muslimah tentunya kita tidak hanya dituntut dalam hal ibadah-ibadah wajib saja; seperti shalat, puasa, zakat, berpakaian syar’I, dll. Namun kita juga perlu memperhatikan larangan-larangan dari Allah, tentunya bukan untuk dijalani melainkan supaya kita dapat mengoptimalkan diri kita untuk menjauhinya. Salah satu hal yang harus kita jauhi adalah dosa yang dikerjakan oleh lisan kita, ghibah…apa itu ghibah? Ya ghibah adalah membicarakan saudaranya yang apabila saudaranya mendengar akan hal itu ia akan tidak suka.
            Semua orang tahu bahwa ghibah bukanlah perbuatan yang terpuji, baik dalam kaca mata syar’i maupun duniawi. Jika dalam duniawi hal terkecil yang mungkin terjadi adalah timbulnya permusuhan. Namun dalam syar’i dampak dari ghibah akan lebih dahsyat lagi. Walaupun semua orang tahu betapa ghibah adalah perbuatan yang buruk, entah mengapa banyak yang merasa enjoy bahkan happy jika dapat mengghibah saudaranya. Usut-diusut ternyata tidak lain bahwa mereka yang senang megghibah hanya ingin tampak lebih hebat (lebih bagus) dari orang yang sedang dighibahnya. Ya, jika saudaranya begitu buruk tentulalah hanya dialah yang paling baik dan paling benar.
Padahal Allah telah melarang ghibah dengan tegas, seperti dalam firman-Nya:

 ‘…dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS: Al-Hujurat:12)
Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa ghibah seperti orang yang sedang memakan bangkai saudaranya. Girls, Adakah di antara kita ada yang mau memakan bangkai manusia? Meski kita bukan kanibal, tapi jika kita sampai menggibah maka tak ubahnya kita adalah seorang kanibal, seorang pemakan daging manusia bahkan bangkai manusia. Na’udzubillah.  
            Selain ayat di atas masih banyak hujjah yang melarang keras perbuatan ghibah ini. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Muslim Rasulullah bersabda :“Cukuplah kejelakan bagi seorang muslim bila ia merendahkan saudaranya yang muslim. Setiap muslim terhadap muslim yang lain halal darahnya, kehormatannya, dan hartanya.”
Bahkan Ibunda Aisyah saja pernah ditegur oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassalam saat ia sedang membicarakan kejelekan istri beliau  yang lain, dari Aisyah berkata, “ Aku berkata pada Nabi Salallahu ‘Alaihi Wassalam, “Cukuplah bagimu keadaan Shaifyah yang begini dan begini-maksudnya posturnya pendek-, Lalu Nabi bersabda, “Telah kau ucapkan kalimat yang andaikan dicampur dengan air laut, pasti akan mencemarinya. (HR. Abu Daud)
Berkaitan dengan hadist diatas Imam an Nawawi memberikan komentar, “Di antara peringatan yang paling hebat tentang akibat ghibah adalah hadist ini dan saya tidak pernah menemukan hadist yang lebih keras peringatannya tentang masalah ghibah selain hadist ini.”
Jadi, apakah setelah kita mengetahui dalil-dalil yang melarang keras perbuatan ghibah, kita masih akan suka menggibah? Karena realitanya kebanyakan yang melakukan perbuatan ini adalah dari kaum wanita,  bagaimana dapat kita saksikan acara infotainment (gossip/ajang ghibah)  yang mayoritas pembawa acaranya adalah wanita. Dan perlu kita ketahui girls, bahwa ghibah akan membuat amalan kita habis terkuras untuk orang yang kita ghibah. Jika kebaikan kita kita telah habis, maka keburukan orang yang kita ghibahpun akan dilimpahkan kepada kita..
Maka mulai saat ini kita menjaga lisan kita agar jangan sampai terjerumus dalam perbuatan yang akan merugikan diri kita sendiri. dan kita berdoa kepada Allah agar jangan sampai terjerumus kedalam perbuatan yang sangat dicela oleh-Nya. Dan mudah mudahan Allah mengampuni kesalahan kita dimasa lalu yang telah menggibah saudari kita. Wallahu ‘Alam. (Zahidah)

0 komentar: