Tuesday, 22 April 2014

Si Mata Jeli



Mata jeli adalah dua buah suku kata yang memiliki makna berbeda jika diletakkan pada dua kata yang berbeda, si mata jeli. Yap.. jika dua kata ini disematkan kepada para bidadari maka maknanya sangatlah indah. Kita simak firman Alloh dalam surat Al-Waqiah

Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, Laksana mutiara yang tersimpan baik.

            Dalam ayat tersebut Alloh menyebutkan bidadari yang bermata jeli bagaikan mutiara yang tersimpan dengan baik. Ya itulah si mata jeli yang indah, yaitu para bidadari di surga yang merupakan salah satu keindahan surga yang Alloh telah gambarkan kepada kita.
            Lalu apa yang kedua?
Right… “Si mata jeli untuk wanita dunia”. Ya.. wanita dunia bukanlah bidadari yang memang dijaga kesuciannya oleh Alloh. Sehingga wanita dunia tentu akan memiliki salah sehingga Alloh menurunkan perintah dan larangan untuknya, dan Alloh Subhanahu Wa ta’ala tidak akan menrunkan perintah kecuali itu untuk kebaikan bagi hambanya. Yuk kita simak perintah Alloh dalam surat Anuur ayat ke 31 yang menujukkan betapa sayangnya Alloh terhadap mata kita.

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
                                                                                                  
            Wanita dunia diperintahkan oleh Alloh untuk menjaga pandangannya, why? Karena dari pandangan matalah banyak manusia yang terjerumus dalam lembah dosa. Seperti pantun kawula muda “Dari mana datangnya lintah? dari sawah turun kekali, darimana datangnya cinta? dari mata turun kehati” dan kalau sudah cinta segala sesuatunya jadi gak rasional karena dilakukan atas nama cinta. Memang demikian, dari pandanganlah segala sesuatu bermula, bagaimana kisah Zulaikha yang menggoda Yusuf Alaihissalam karena berawal dari pandangan. Dan juga bagaimana teman-teman Zulaiha sampai tak sadar mengiris jemari mereka saat melihat sosok Nabi Yusuf Alaihissalam.
            Ya. jika kita tidak mengendalikan mata kita dengan baik kita akan kewalahan menghadapi dampaknya. Minimal akan membuat kita susah tidur karena otak kita menggambarkan sesosok rupawan yang telah dilihat oleh sang mata. Tangan membuka buku, lagi-lagi yang terbaca adalah sosok yang rupawan itu. ketika hendak menghapal pelajaran, lagi-lagi wajah rupawan yang muncul. Bahkan sampai shalatpun wajah si doi yang bersliweran –“yang ini nih dampak yang paling parah..”-. tuhkan pusiing deh karena terlalu bebas membiarkan mata.
            Selain itu awal dari pemuda-pemudi yang berpacaran juga dari mata, dari pandang memandang sampai akhirnya berani menjalin hubungan yang tak resmi itu. Ya ya ya…  memang sulit untuk bisa “ghoddul bashor”  alias menundukkan pandangan, alih-alih ingin ghoddul bashor eh malah nabrak pohon (sangking nunduknya). Bukan seperti itu prakteknya, yang benar adalah memalingkan pandangan saat mata ini sudah sekilas melihat sosok yang bukan mahram kita. So, tetap berjalan normal namun mata kita tak mencari-cari yang tak boleh dipandang, focus gitu….! Karena bukan hanya hati kita yang akan mengalami goncangan dari pandangan mata kita yang terlalu jeli, sang bukan mahram itu pun akan mendapat setitik noda dihatinya, minimal adalah timbulnya rasa GR dihatinya.
            Girls, tentu ingat bagaimana kisah pemuda penemu apel yang jujur yang berusaha mencari pemilik apel.. Sampai ia menjalani hukuman dua tahun lamanya dari pemilik apel, dan tidak hanya itu pemuda itupun harus menikahi anak pemilik apel itu yang digambarkan oleh sang ayah bahwa tangan dan kakinya cacat, matanya buta, dan yang tragis telinganya tuli. Pemuda yang soleh itupun menyanggupinya agar mendapatkan maaf dari ayah gadis itu. Dan ternyata setelah menikah barulah pemuda itu tahu bahwa istrinya memiliki fisik yang tidak cacat sama sekali, dan pendengarannya baik dan matanya tidaklah buta. Lalu ayahnya menjelaskan bahwa selama ini anaknya adalah gadis yang menjaga anggota tubuhnya untuk tidak bermaksiat termasuk juga matanya tidak pernah digunakan untuk memandang yang haram.
            Nah, begitulah akhir yang membahagiakan jika kita bisa memanfaatkan anggota tubuh kita untuk tidak bermaksiat kepada Alloh. Termasuk mata kita yang Alloh telah tetapkan aturannya kepada kita untuk  menjaganya dari  memandang yang diharam kan oleh Alloh. Mudah-mudahan kita termasuk wanita yang bisa memiliki mata yang indah dimata Alloh seindah mata bidadari yang bermata jeli. Allohu A’lam (Zahidah)

0 komentar: