Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…(QS. Al Isra : 23)
Di dalam ayat tersebut Allah
menyebutkan perintah berbuat baik kepada orang tua diletakkan pada posisi kedua
yakni setelah kita beribadah kepada Allah Ta’ala. Hal ini
mengindikasikan bahwa berbuat baik kepada orang tua di dalam agama Islam
mempunyai posisi yang sangat penting. Namun masih banyak orang yang tidak
memahami akan hal itu.
Ingatlah wahai anak muda, ketika
ibumu mengandung hingga sembilan bulan lebih, ia dalam keadaan lelah dan takut.
Engkaupun dibawa kesana kemari yang itu tentunya semakin merepotkannya. Bahkan
pernahkah engkau sadari, tatkala ibu melahirkan kita? Ia harus masuk ke rumah
sakit untuk menjalani operasi
kelahiranmu. Tidak jarang dari mereka hingga nyawanya pun menjadi
taruhannya. Di saat yang sama, bapak sedang kebingungan, bingung dengan kondisi
ibumu, kondisimu dan juga ongkos untuk pembayaran rumah sakit. Sebagian dari
mereka hingga tak malu lagi meminjam uang kesana kemari, bahkan mungkin menjual
barang berharga yang selama ini sangat dipertahankan karena itulah yang mereka
miliki. Namun harus dijual...
Saat itu pula, ketahuilah bahwa ayah sering tergesa-gesa
ketika mau berangkat ke rumah sakit. Kurang
memperhatikan keadaan sekitar ataupun sewaktu mengendarai kendaraan. Hal itu timbul
karena rasa bingung, khawatir dan juga senang karena ingin melihat si buah hati,
yakni DIRIMU! Ia pun kecelakaan dan akhirnya masuk rumah sakit juga. Wahai
saudaraku, Pernahkah kita merenungkan perjuangan ayah kita?
Tak lama dari itu, ternyata ibu melahirkan
dalam keadaan yang mudah , kita pun terlahir dalam
keadaan yang sehat pula
(alhamdulillah). Sepulang dari rumah sakit, engkau dirawat dan dididik.
Ditimang dalam belaian kasih sayang. Engkau
sungguh merasakan kehangatan itu.
Saudaraku…
Ingatlah juga ketika kita sakit, ibu
senantiasa ada di samping kita. Matanya yang sayup tak bisa ia pejamkan karena
selalu tertuju kepada diri kita. Ayahpun demikian, dibalik tubuh tegar dan
wajah yang agak sedikit kasar. Ketahuilah iapun menangis, hatinya tersayat-sayat
melihat dirimu kesakitan. Bahkan ada sebagian dari mereka berkata,”ya Allah
kenapa Engkau beri rasa sakit itu kepada anakku, kenapa bukan kepadaku?”.
Saudaraku…
Dan ingatlah pula ketika mereka
mendidik kita hingga saat ini. Pernahkah kita menghitung berapa jutakah uang
yang telah digunakan untuk membesarkan kita, berapa harga kasih sayang dan
pedidikan yang selama ini kita dapatkan, dll. Tentu semua itu tak dapat kita
hitung dengan uang.
Saudaraku…
Kini engkau telah remaja bahkan
dewasa, tak mau dikatakan anak kecil, Your life
style, serba sendiri tidak mau diatur oleh orang lain
bahkan orang tua. Seharusnya engkau sudah dapat menyadari itu semua. Tidak
malah sebaliknya, asyik di sekolah atau kampus dengan motor dan HP yang serba
ada tapi selalu bolos sekolah, kebut-kebutan dan mendo’akan kedua orang tuapun
jarang kita lakukan. Seuntai do’a dan harapan untuk kebahagiaan orang tua juga sering kita lupakan. Padahal
pada saat itu bapak dan ibu sedang lelah, bingung ataupun sakit.
Saudaraku…
Mari selagi ada waktu, selagi badan
masih sehat. Fikriyah, jasadiyah dan ruhiyah pun masih normal. Kita luangkan
waktu untuk membahagiakan orang tua. Kita panjatkan seuntai do’a
“allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani soghiro”. Semoga
bermanfaat. Wallahu a’lam. (Kak Yudi)
0 komentar:
Post a Comment