Tuesday, 15 April 2014

Berbaktilah Sahabatku...


Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak…(QS. Al Isra : 23)

            Di dalam ayat tersebut Allah menyebutkan perintah berbuat baik kepada orang tua diletakkan pada posisi kedua yakni setelah kita beribadah kepada Allah Ta’ala. Hal ini mengindikasikan bahwa berbuat baik kepada orang tua di dalam agama Islam mempunyai posisi yang sangat penting. Namun masih banyak orang yang tidak memahami akan hal itu.

            Ingatlah wahai anak muda, ketika ibumu mengandung hingga sembilan bulan lebih, ia dalam keadaan lelah dan takut. Engkaupun dibawa kesana kemari yang itu tentunya semakin merepotkannya. Bahkan pernahkah engkau sadari, tatkala ibu melahirkan kita? Ia harus masuk ke rumah sakit untuk menjalani operasi  kelahiranmu. Tidak jarang dari mereka hingga nyawanya pun menjadi taruhannya. Di saat yang sama, bapak sedang kebingungan, bingung dengan kondisi ibumu, kondisimu dan juga ongkos untuk pembayaran rumah sakit. Sebagian dari mereka hingga tak malu lagi meminjam uang kesana kemari, bahkan mungkin menjual barang berharga yang selama ini sangat dipertahankan karena itulah yang mereka miliki. Namun harus dijual...

            Saat itu pula, ketahuilah bahwa ayah sering  tergesa-gesa ketika mau berangkat ke rumah sakit. Kurang memperhatikan keadaan sekitar ataupun sewaktu mengendarai kendaraan. Hal itu timbul karena rasa bingung, khawatir dan juga senang karena ingin melihat si buah hati, yakni DIRIMU! Ia pun kecelakaan dan akhirnya masuk rumah sakit juga. Wahai saudaraku, Pernahkah kita merenungkan perjuangan ayah kita?
            Tak lama dari itu, ternyata ibu melahirkan dalam keadaan yang mudah , kita pun terlahir dalam keadaan yang  sehat pula (alhamdulillah). Sepulang dari rumah sakit, engkau dirawat dan dididik. Ditimang dalam belaian kasih sayang. Engkau sungguh merasakan kehangatan itu.

Saudaraku…
            Ingatlah juga ketika kita sakit, ibu senantiasa ada di samping kita. Matanya yang sayup tak bisa ia pejamkan karena selalu tertuju kepada diri kita. Ayahpun demikian, dibalik tubuh tegar dan wajah yang agak sedikit kasar. Ketahuilah iapun menangis, hatinya tersayat-sayat melihat dirimu kesakitan. Bahkan ada sebagian dari mereka berkata,”ya Allah kenapa Engkau beri rasa sakit itu kepada anakku, kenapa bukan kepadaku?”.

Saudaraku…
            Dan ingatlah pula ketika mereka mendidik kita hingga saat ini. Pernahkah kita menghitung berapa jutakah uang yang telah digunakan untuk membesarkan kita, berapa harga kasih sayang dan pedidikan yang selama ini kita dapatkan, dll. Tentu semua itu tak dapat kita hitung dengan uang.

Saudaraku…
            Kini engkau telah remaja bahkan dewasa, tak mau dikatakan anak kecil, Your life style,  serba sendiri tidak mau diatur oleh orang lain bahkan orang tua. Seharusnya engkau sudah dapat menyadari itu semua. Tidak malah sebaliknya, asyik di sekolah atau kampus dengan motor dan HP yang serba ada tapi selalu bolos sekolah, kebut-kebutan dan mendo’akan kedua orang tuapun jarang kita lakukan. Seuntai do’a dan harapan untuk kebahagiaan orang tua juga sering kita lupakan. Padahal pada saat itu bapak dan ibu sedang lelah, bingung ataupun sakit. 

Saudaraku…
Mari selagi ada waktu, selagi badan masih sehat. Fikriyah, jasadiyah dan ruhiyah pun masih normal. Kita luangkan waktu untuk membahagiakan orang tua. Kita panjatkan seuntai do’a “allahummaghfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani soghiro”. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam. (Kak Yudi)

0 komentar: