Thursday, 10 April 2014

Sucikan Hatimu



Tak terasa waktu telah berganti, semilirnya angin malam  telah menusuk jantung qalbuku, ramadhan yang dulu telah pergi kini akan tiba menjumpai diriku kembali. Rasanya aku tak tahan lagi untuk segera bertemu dengan ramadhan tahun ini. ”Ya Allah sampaikanlah kami pada bulan ramadhan tahun ini”

            Begitulah jiwa seorang mukmin yang senantiasa merindukan tamu agung, tamu yang penuh maghfirah dan barakah senantiasa ditunggu dengan penuh kegembiraan. Namun dengan kehidupan kita yang senantiasa bergelut dengan dunia ini, ada yang sebagian mengaku menjadi hamba Allah dan ada sebagian yang menjadi hamba syetan.
Kalaupun mengaku menjadi hamba Allah pun kadang kita tidak seratus persen, baru beberapa persen yang telah kita berikan dan sediakan waktu untuk Allah Ta’ala. Beribadah tidak khusu’, tilawah qur’an satu minggu atau satu tahun sekali, menghadiri majelis taklim juga jarang karena lebih terlena dengan kehidupan dunia yang pada hakikatnya adalah fatamorgana dan sementara saja. Apalagi yang menjadi hamba syetan, tentu lebih buruk dari itu. Kehidupan mereka tidak lain hanyalah untuk mencari dunia dan menghamba kepada syetan. Sebagian dari mereka tahu akan hal ini, namun karena benih kemalasan dan kesombongan singgah dalam qalbunya, maka ia pun terus tergelincir dalam kemaksiatan dan berangan-angan bahwa nanti ketika ramadhan telah tiba, ia akan lebih rajin dan khusu’ lagi. Sungguh mereka telah tertipu dengan gemerlapnya keindahan dunia ini.

            Beberapa hari lagi ramadhan tiba, mungkin dengan hitungan hari atau minggu saja kita akan sampai pada bulan ramdhan tahun ini. Namun bergelut dengan dunia dan kekejian, kemaksiatan kadang terus kita lakukan tanpa henti. Di sekolah bersuka ria dengan lawan jenis tanpa pernah ada teguran dan muhasabah, begitu juga di kampus perbedaan kecil sering diperbesar sehingga antara satu muslim dengan muslim lainnya sampai ada yang tidak mau mengucapkan salam dan berjabat tangan (maksudnya jabat tangan sesama jenis) dengan muslim lainnya. Oleh karena itu, permusuhan pun terus membesar dan membara dalam jiwa, serta masih banyak perbuatan yang terus menyelimuti kehidupan kita. 

            Itulah sunatullah, kita hidup bermasyarakat, saling berinteraksi dengan orang lain. Akan tetapi, bukan berarti kita terus mengikuti kemauan umumnya manusia di dunia ini. Mereka melakukan kemaksiatan lalu kita juga mengikutinya. Melainkan kita harus punya filterisasi dan pedoman yang kuat berdasarkan sumber hukum Islam yang shohih.
Melihat dari berbagai permasalahan di atas rasanya akan lebih baik jika kita menilik kepada perbuatan yang telah kita lakukan sekarang ini, menjelang bulan ramadhan.
            Sudahkah kita mempersiapkan untuk menyambut ramadhan dengan menyucikan jiwa ataukah kita masih asyik dalam kemaksiatan dan dosa? 

Sesungguhnya menyucikan jiwa dapat kita lakukan di antaranya dengan banyak tilawah qur’an serta mentadaburi maksud isi kandungannya, hadirkan hati pada waktu membaca serta pada saat  memahaminya, resapi kalimat-kalimat demi kalimat, ayat demi ayat niscaya hati akan menjadi bersih dan tenang. Lakukanlah pada waktu sore, shubuh atau sepertiga malam setelah qiyamul lail. Lakukanlah secara terus menerus untuk meningkatkan dan membersihkan jiwa ini dari berbagai macam penyakit.
            Selain itu, muhasabah juga merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kita kepada Allah lebih-lebih menjelang bulan ramadhan ini. Bagaimana dengan ramadhan tahun lalu yang telah pergi meninggalkan kita, sudahkah kita isi dengan selalu berbuat baik agar memperoleh ridho Allah ataukah justeru bermaksiat kepada Allah? Luangkanlah waktu sejenak untuk memikirkan akan hal itu, hadirkan hati untuk terus merenunginya. Karena sampai detik ini juga kita masih diberikan nikmat sehat jasmani rohani, masih diberikan umur panjang yang berarti Allah masih memberikan waktu kepada kita untuk terus mengabdi kepada-Nya. 

            Qiyamul lail pun juga menjadi salah satu sarana agar hati kita menjadi suci. Di tengah keheningan malam, pada saat manusia terlelap dalam tidurnya. Bangunlah seorang anak manusia untuk bermunajat kepada Allah, ia mengadu dan menyerahkan kehidupannya kepada Allah. Tidak jarang dari mereka yang menangis karena merindukan ramadhan, merindukan husnul khotimah dan jannah–Nya. Ia berdo’a kepada Allah dengan penuh kerendahan, ia tumpahkan segala beban hidup kepada Allah. Karena ia yakin bahwa semua permasalahan tentu ada jalan keluarnya.
            Di atas adalah beberapa amalan yang dapat meningkatkan keimanan dan menyucikan qalbu kita. Mari kita berusaha untuk terus dapat mengamalkannya. Mengingat sebentar lagi ramadhan tiba, butuh persiapan yang matang bukan hanya sekedar persiapan lahir akan tetapi persiapan batin juga sangat ditekankan. Wallahu A’lam Bish Showab.(Yudi).   

0 komentar: