Tuesday, 15 April 2014

Cintai Orang Tua, Surga Menantimu



Kebahagiaan berawal dari cinta, dan ketika seseorang telah mencintai maka yang terbaiklah yang akan dipersembahkan bagi orang yang tercinta. Dan ortu kita yang telah mendidik kita dari kecillah orang yang patut kita cintai setelah Allah dan rasul-Nya. Orang tua kita tentunya ingin kita taat dan patuh
kepada mereka serta tidak mendurhakai mereka...

Pernah gak terbetik pada diri sobat fityan semua bahwa ortu seringkali ‘ngelus-ngelus dada’ karena ngeliat tingkah polah kita? Emak sibuk bersih-bersih, kita malah tidur-tiduran di kamar. Babe kita sibuk kerja, pergi pagi pulang sore bahkan malam, kita malah keluyuran kemana-mana. Bisa jadi karna perbuatan kita inilah yang buat ortu kita jadi sedih, punya anak seperti kita tapi kok tidak sebagaimana yang mereka harapkan. Padahal mereka lakuin itu semua tidak lain adalah untuk kita juga. Iya to? Makanya...selama ortu kita masih ada, selama kita masih bisa ngeliat mereka di dunia, yuk manfaatkan hidup kita ini untuk berbakti kepada ortu kita dan ngelakuin mereka dengan sebaik-baiknya.


“Kamus” Birrul Walidain
Birrul walidain atau yang lebih akrab di telinga kita dengan istilah berbakti kepada kedua ortu kita merupakan salah satu jalan yang dapat mengantarkan kita ke surga. Bahkan banyak sekali ayat yang terdapat di dalam al-Qur’an yang menerangkan akan wajibnya kita untuk berbakti ke ortu. Allah berfirman :
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. al-Isra: 23)
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwasanya berbakti kepada orang tua kita adalah hal terpenting setelah kita beribadah kepada Allah. Begitu juga dengan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam tentang hal ini.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu bertanya, “Ya Rasulullah! Siapakah manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik? “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu” Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bapakmu”. (HR. Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah)
Selain itu, ada juga hadits lain yang menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta ijin kepadanya untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, “Berjihadlah (dengan berbakti) pada keduanya.” (HR Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah)

“Rumus Canggih” Birrul Walidain
Subhanallah, begitu agungnya Islam dalam memuliakan kedua orang tua kita, ampe-ampe kita mungkin pada bingung, Bisakah kita membalas kebaikan-kebaikan mereka? Lalu apa aja sich yang harus kita lakuin agar kita dapat ridho dari kedua ortu kita sehingga kita menjadi anak yang berbakti kepada ortu dan dapat di masukkan ke jannah-Nya ...??
Kaping Pisan : Berbuat baik kepada keduanya baik dengan perkataan atau perbuatan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, Artinya, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: al-Qur’an-Isro: 23)
Kaping Pindo : Rendah hati terhadap keduanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan”. (QS: al-Isro: 24)
Kaping Telu : Mendoakan keduanya baik semasa hidupnya ataupun sesudah meninggalnya. Allah subhanahu wata’ala berfirman,  Dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS: al-Isro: 24)
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila anak Adam mati maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim kitab al-Washiyyah)
Kaping Papat : Mentaati keduanya dalam kebaikan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu mengikuti keduanya , dan pergaulilah keduanya dengan baik”. (QS: Luqman: 15)
Kaping Limo : Memintakan ampun bagi keduanya sesudah meninggal, yaitu apabila meninggal dalam keadaan Islam. Allah subhanahu wata’ala berfirman menceritakan tentang nabi Ibrahim ’alaihissalam Artinya, “Ya Tuhan kami beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab/ kiamat”. (QS Ibrohim: 41)
Kaping Enem : Melunasi hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan syari’at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membenarkan ucapan seorang wanita yang berpendapat hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah subhanahu wata’ala berupa shaum nadzar lebih berhak untuk dilunasi.
Kaping Pitu : Menyambung tali kekerabatan mereka berdua, seperti: Paman dan bibi dari kedua belah pihak, kakek dan nenek dari kedua belah pihak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik hubungan/ silaturahim adalah hubungan/ silaturohim seorang anak dengan teman dekat bapaknya.” (HR. Muslim kitab al-Qur’an-birr wash shilah).
Kaping Wolu : Memuliakan teman-teman mereka berdua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memuliakan teman-teman istrinya tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha, maka kita muliakan pula teman-teman istri kita. Dan teman-teman orang tua kita lebih berhak kita muliakan, karena di dalamnya ada penghormatan kepada orang tua kita.
Taat Selama Tidak Menyuruh Untuk Berbuat Maksiat
Setelah sobat baca beberapa ‘Rumus Canggih’ di atas, ternyata banyak juga PR-PR yang kudu kita lakuin, mungkin susahnya minta ampun karena ngeliat rumus-rumus canggih ortu yang seabrek. Tapi kalo gak dilakuin dari sekarang bisa jadi itu cuma teori aja. Maka, bersegeralah untuk berbuat yang terbaik kepada ortu kita, dan Alloh jualah sandaran harapan kita, semoga Alloh memberikan kemudahkan kepada kita untuk melaksanakan perintah-Nya.
Namun yang perlu diperhatikan adalah bahwa gak semua lho perintah ortu kudu kita lakuin. Kita gak boleh ‘manut-manut’ or ‘manggut-manggut’ kalo ternyata apa yang ortu kita perintahkan adalah dalam hal kemaksiatan, karena Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya dengan baik, dan ikutlah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman:15)
Sa’ad bin Waqqosh radhiyallahu ‘anhu berkata, “Diturunkan ayat ini (QS. Luqman: 15) berkaitan dengan masalahku. Dia berkata, “Aku adalah seorang yang berbakti kepada ibuku, maka tatkala aku masuk Islam, dia berkata, “Wahai Sa’ad apa yang aku lihat dengan apa yang baru darimu?” “Tinggalkan agama barumu itu kalau tidak, aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati sehingga kamu dicela dengan sebab kematianku dan kau akan dipanggil dengan wahai pembunuh ibunya”. Maka aku katakan kepadanya, “Jangan kau lakukan wahai ibuku, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan agamaku ini untuk siapa saja”. Maka dia (ibu Sa’ad) diam, tidak makan selama sehari semalam, maka dia kelihatan sudah payah. Kemudian dia tidak makan sehari semalam lagi, maka kelihatan semakin payah. Maka tatkala aku melihatnya aku berkata kepadanya, “Hendaklah kau tahu wahai ibuku, seandainya kau memiliki seratus nyawa, dan nyawa itu melayang satu demi satu, maka tidak akan aku tigggalkan agama ini karena apapun juga, maka kalau kau mau makan makanlah , kalau tidak maka jangan makan”. Lantas diapun makan.” (Tafsir Ibnu Katsir)

Taat Dalam Kebaikan, Pahala Besar Kita Dapatkan
Allah subhanahu wata’ala menyediakan balasan/ pahala yang besar bagi siapa yang taat pada orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya, “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi kitab al-Birr wa ash-Shilah, dishahihkan oleh al-Albany). Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah perbuatan yang paling utama?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Iman kepada Allah dan RasulNya”. “Kemudian apalagi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Berbuat baik kepada Orang tua.” Kemudian apalagi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Berjuang di jalan Allah.” (HR. Bukhari kitab al-Hajj dan Muslim bab Bayan kaunil iman billah min afdhailil a’mal)
Semoga Allah subhanahu wata’ala tidak menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mendapati masa tua orang tuanya, namun kita tidak bisa berbuat baik kepadanya, karena berbakti kepada keduanya adalah salah satu jalan untuk meraih surga.
So, tunggu apa lagi fityaner semua....?? Teeneger yang tangguh adalah yang berani menghadapi kehidupan tanpa melupakan kewajiban. Cintai ortumu maka surga-Nya menantimu...(Huze)

0 komentar: