Kebahagiaan
berawal dari cinta, dan ketika seseorang telah mencintai maka yang terbaiklah
yang akan dipersembahkan bagi orang yang tercinta. Dan ortu kita yang telah
mendidik kita dari kecillah orang yang patut kita cintai setelah Allah dan
rasul-Nya. Orang tua kita tentunya ingin kita taat dan patuh
kepada
mereka serta tidak mendurhakai mereka...
Pernah gak terbetik pada diri sobat
fityan semua bahwa ortu seringkali ‘ngelus-ngelus dada’ karena ngeliat tingkah
polah kita? Emak sibuk bersih-bersih, kita malah tidur-tiduran di kamar. Babe
kita sibuk kerja, pergi pagi pulang sore bahkan malam, kita malah keluyuran
kemana-mana. Bisa jadi karna perbuatan kita inilah yang buat ortu kita jadi
sedih, punya anak seperti kita tapi kok tidak sebagaimana yang mereka harapkan.
Padahal mereka lakuin itu semua tidak lain adalah untuk kita juga. Iya to?
Makanya...selama ortu kita masih ada, selama kita masih bisa ngeliat mereka di
dunia, yuk manfaatkan hidup kita ini untuk berbakti kepada ortu kita dan
ngelakuin mereka dengan sebaik-baiknya.
“Kamus” Birrul Walidain
Birrul walidain atau yang lebih
akrab di telinga kita dengan istilah berbakti kepada kedua ortu kita merupakan
salah satu jalan yang dapat mengantarkan kita ke surga. Bahkan banyak sekali
ayat yang terdapat di dalam al-Qur’an yang menerangkan akan wajibnya kita untuk
berbakti ke ortu. Allah berfirman :
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS.
al-Isra: 23)
Dalam ayat di atas dijelaskan
bahwasanya berbakti kepada orang tua kita adalah hal terpenting setelah kita
beribadah kepada Allah. Begitu juga dengan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam tentang hal ini.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, “Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, lalu bertanya, “Ya Rasulullah! Siapakah manusia yang
paling berhak aku pergauli dengan baik? “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Ibumu” Dia bertanya lagi,
“Kemudian siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
“Ibumu”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab, “Bapakmu”. (HR. Bukhori kitab al-Adab & Muslim kitab
al-Birr wa ash-Shilah)
Selain
itu, ada juga hadits lain yang menyebutkan bahwa ada seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meminta ijin kepadanya
untuk ikut berjihad. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bertanya kepadanya, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Dia menjawab, “Ya”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya,
“Berjihadlah (dengan berbakti) pada keduanya.” (HR Bukhori kitab al-Adab &
Muslim kitab al-Birr wa ash-Shilah)
“Rumus
Canggih” Birrul Walidain
Subhanallah,
begitu agungnya Islam dalam memuliakan kedua orang tua kita, ampe-ampe kita
mungkin pada bingung, Bisakah kita membalas kebaikan-kebaikan mereka? Lalu apa
aja sich yang harus kita lakuin agar kita dapat ridho dari kedua ortu kita
sehingga kita menjadi anak yang berbakti kepada ortu dan dapat di masukkan ke
jannah-Nya ...??
Kaping
Pisan : Berbuat baik
kepada keduanya baik dengan perkataan atau perbuatan. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, Artinya, “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “Ah”, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS: al-Qur’an-Isro: 23)
Kaping
Pindo : Rendah hati
terhadap keduanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, Artinya, “Dan
rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan”. (QS:
al-Isro: 24)
Kaping
Telu : Mendoakan
keduanya baik semasa hidupnya ataupun sesudah meninggalnya. Allah subhanahu
wata’ala berfirman, “Dan
ucapkanlah, Wahai Tuhanku kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil.” (QS: al-Isro: 24)
Dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila anak Adam mati
maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah atau ilmu
yang bermanfaat atau anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim kitab
al-Washiyyah)
Kaping
Papat : Mentaati
keduanya dalam kebaikan. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu , maka janganlah kamu mengikuti keduanya , dan
pergaulilah keduanya dengan baik”. (QS: Luqman: 15)
Kaping
Limo : Memintakan ampun
bagi keduanya sesudah meninggal, yaitu apabila meninggal dalam keadaan Islam.
Allah subhanahu wata’ala berfirman menceritakan tentang nabi Ibrahim
’alaihissalam Artinya, “Ya Tuhan kami beri ampunlah aku dan kedua ibu
bapakku dan semua orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab/ kiamat”. (QS
Ibrohim: 41)
Kaping
Enem : Melunasi
hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan
syari’at. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membenarkan ucapan
seorang wanita yang berpendapat hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah subhanahu wata’ala
berupa shaum nadzar lebih berhak untuk dilunasi.
Kaping
Pitu : Menyambung tali
kekerabatan mereka berdua, seperti: Paman dan bibi dari kedua belah pihak,
kakek dan nenek dari kedua belah pihak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik hubungan/ silaturahim adalah
hubungan/ silaturohim seorang anak dengan teman dekat bapaknya.” (HR. Muslim
kitab al-Qur’an-birr wash shilah).
Kaping
Wolu : Memuliakan
teman-teman mereka berdua. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memuliakan teman-teman istrinya tercinta Khadijah radhiyallahu ‘anha,
maka kita muliakan pula teman-teman istri kita. Dan teman-teman orang tua kita
lebih berhak kita muliakan, karena di dalamnya ada penghormatan kepada orang
tua kita.
Taat
Selama Tidak Menyuruh Untuk Berbuat Maksiat
Setelah sobat
baca beberapa ‘Rumus Canggih’ di atas, ternyata banyak juga PR-PR yang kudu
kita lakuin, mungkin susahnya minta ampun karena ngeliat rumus-rumus canggih
ortu yang seabrek. Tapi kalo gak dilakuin dari sekarang bisa jadi itu cuma
teori aja. Maka, bersegeralah untuk berbuat yang terbaik kepada ortu kita, dan
Alloh jualah sandaran harapan kita, semoga Alloh memberikan kemudahkan kepada kita
untuk melaksanakan perintah-Nya.
Namun yang
perlu diperhatikan adalah bahwa gak semua lho perintah ortu kudu kita lakuin. Kita
gak boleh ‘manut-manut’ or ‘manggut-manggut’ kalo ternyata apa yang ortu kita
perintahkan adalah dalam hal kemaksiatan, karena Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya dengan baik, dan ikutlah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman:15)
Sa’ad bin
Waqqosh radhiyallahu ‘anhu berkata, “Diturunkan ayat ini (QS. Luqman:
15) berkaitan dengan masalahku. Dia berkata, “Aku adalah seorang yang berbakti
kepada ibuku, maka tatkala aku masuk Islam, dia berkata, “Wahai Sa’ad apa yang
aku lihat dengan apa yang baru darimu?” “Tinggalkan agama barumu itu kalau
tidak, aku tidak akan makan dan minum sampai aku mati sehingga kamu dicela
dengan sebab kematianku dan kau akan dipanggil dengan wahai pembunuh ibunya”.
Maka aku katakan kepadanya, “Jangan kau lakukan wahai ibuku, sesungguhnya aku
tidak akan meninggalkan agamaku ini untuk siapa saja”. Maka dia (ibu Sa’ad) diam,
tidak makan selama sehari semalam, maka dia kelihatan sudah payah. Kemudian dia
tidak makan sehari semalam lagi, maka kelihatan semakin payah. Maka tatkala aku
melihatnya aku berkata kepadanya, “Hendaklah kau tahu wahai ibuku, seandainya
kau memiliki seratus nyawa, dan nyawa itu melayang satu demi satu, maka tidak
akan aku tigggalkan agama ini karena apapun juga, maka kalau kau mau makan
makanlah , kalau tidak maka jangan makan”. Lantas diapun makan.” (Tafsir Ibnu
Katsir)
Taat
Dalam Kebaikan, Pahala Besar Kita Dapatkan
Allah
subhanahu wata’ala menyediakan balasan/ pahala yang besar bagi siapa yang
taat pada orang tuanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, artinya, “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah
tergantung pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi kitab al-Birr wa ash-Shilah,
dishahihkan oleh al-Albany). Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah
perbuatan yang paling utama?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
“Iman kepada Allah dan RasulNya”. “Kemudian apalagi?” Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjawab, “Berbuat baik kepada Orang tua.” Kemudian
apalagi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Berjuang di
jalan Allah.” (HR. Bukhari kitab al-Hajj dan Muslim bab Bayan kaunil iman
billah min afdhailil a’mal)
Semoga
Allah subhanahu wata’ala tidak menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang
mendapati masa tua orang tuanya, namun kita tidak bisa berbuat baik kepadanya,
karena berbakti kepada keduanya adalah salah satu jalan untuk meraih surga.
So, tunggu
apa lagi fityaner semua....?? Teeneger yang tangguh adalah yang berani
menghadapi kehidupan tanpa melupakan kewajiban. Cintai ortumu maka surga-Nya
menantimu...(Huze)
0 komentar:
Post a Comment