Thursday, 10 April 2014

Ramadhan Pertamaku



 “Ummi lupa kalau aq sedang puasa….hiks….hiks…”

Pagi itu, tak seperti biasa bahkan LoOUARR BIyeASuA, langit tampak lebih cerah dan mentari tampak lebih berbinar, tampil lebih PeDe menyinari sang Bumi. Hari itu adalah  hari pertamaku berpuasa. Si Sulung yang paling tampan (karena adik2nya cwe semua he….) imut dan menggemaskan (cuit..cuit narsis nie.. ^_^).
Diusia 6 tahun aq sudah mulai belajar berpuasa, itu semua lahir dari rasa penasaranQ tentang apa itu puasa. Pertanyaan yang simple yang dijawab simple pula oleh Ummi tercinta, “Puasa itu gak makan gak minum sampe KentOng maghrib anakku”, begitulah katanya. Jawaban yang cukup membuatq puas kala itu. (kalau dalam bahasa Fiqih Puasa : “Menahan dari seluruh yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari” : Minhajul Muslim, bab As-Siyam, oleh Abu Bakar Jabir Al Jaza’iry). Pada saat itu pula Aq berAzzam untuk memulai puasa ramadhanQ yang pertama.

Agak berat emang terasa. Bagaimana tidak, dimasa anak yang lagi doyan-doyannya jajan sepertiQ (he..ketauan deh), belajar tidak menyentuh makanan sedikitpun seharian. Ehm.. terbayang beratnya bukan? Tapi aq tetap bertekad menyelesaikan tantangan hari itu. (saat itu temen2  seusiaQ di kampung jarang yang puasa, n malah tuh ada beberapa orang dewasa yang gak mw atau malas puasa dengan alasan yang nggak syar’i, padahal kan puasa itu wajib bagi muslim yang baligh, sehat, dan menetap(Lihat: Fiqih Sunnah Jilid II, Bab As-Siyam, Oleh Sayyid Sabiq)

Sampai godaan itu tiba….
Ketika mendekati tengah hari Fitri adikq yang cantik (yang bulan juni tahun ini baru ngelahirin bayi yg cantik pula J), menghampiriQ kala aq sedang asyik main bersama abang sepupuq di dekat tumpukan pasir, di sebelah rumah Mbah. Di tangannya tergelantung APEM, kue khas Ramadhan buatan si Mbah. adikq emang sangat baik, ia menawarkan apem bekas gigitan nya itu kepadaQ. “Bang mau apem?” katanya seraya membagi apem itu jadi 2 bagian. Aq di beri bagian yang blum terjamah mulutnya.
Spontan aq terima pemberiannya itu dan tanpa pikir panjang aq langsung melahap kue kesukaanQ itu. Ehm…nikmat rasanya apem itu, remah2nya memenuhi mulutq yang mulai enjoy dengan rasa manis yang dikeluarkannya pada setiap kunyahan kue itu. Ketika sedang asyik menikmatinya, tiba-tiba….“Her…. Katanya tadi puasa? kok makan kue? Hayo puasanya batal thu…hayo…” kata abang sepupuQ yang dari tadi memperhatikanku.
Gubrak…..langsung tercengang kaku tubuhq ketika sepotong kalimat itu singgah di daun telingaQ. Aq baru sadar kalau aq sedang puasa. Hadoh gemana neh… Aq bingung. Yang ada, aq cuman bisa nangis dan lari ke ummi yang sedang menyapu di teras rumah. (Ehm…Begitu dekat dengannya aq langsung memeluk kakinya. (ehm…cengeng ya he…)
“Ummi… tadi adik fitri ngasi Apem, Aq langsung makan, Ummi lupa lw aq lagi puasa… hiksss…hikss.., puasaku batal gak mi?” rengekku. (betapa manjanya aq he…..)
“cup…cup..cup.. udah jangan nangis sayang, nambah jelek tuh, gak papa kok puasanya gak batal. Kan lupa…” jawab ummi sambil menyeka air mataQ. Jawaban lembut yang menenangkanku. Jawaban yang sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Sholallohu ‘alaihi wasallam,.
((مَنْ نَسِيَ وَهُوَ صَائِمٍ فَاَكَلَ اَوْ شَرِبَ فَلْيَتِمَّ صَوْمَهُ فَاِنَّمَا اَطْعَمَهُ الله وَسَقَهُ))
            Barangsiapa yang Lupa sedang berpuasa, kemudian ia makan atau minum, maka sempurnakanlah puasanya, karena Alloh telah memberikan makan dan minum padanya.” (HR. Muslim : 171 kitab As-Siyam, Imam Ahmad: 2/425, dan Ad Darimi: 2/13)
            “Barangsiapa yang berbuka pada bulan ramadhan karena lupa, maka tidak wajib qadha (mengganti) baginya dan tidak pula wajib kaffarat (denda).” (HR. Hakim: 1/430, Ad Daruquthni dan dia menshahihkannya)
            Nah itu adalah sepotong kisah ramadhan penulis ketika kecil nian he… sebenarnya masih banyak sih kisah yang ingin dishare. Namun kalo semua di muat disini kayaknya gak cukup 2 halaman (alnya jatah dari editor cuman 2 halaman, he…peace Mr. Editor J).
            Sobat fityan, kisah penulis di atas mungkin juga dialami oleh sobat, atau orang di sekitar sobat. ‘Ala Kulli hal tentu banyak sekali kasus Fiqh yang terjadi di tengah2 ibadah shaum ramadhan kita. Yang terkadang membuat kita sampai pada point puasaku batal gak ya? Puasaku dapet pahala gak ya..? Maka dari itu kita perlu memahami fiqh shaum ramadhan itu sendiri. (Abu Qolam)

0 komentar: