Temen-temen tentu tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini: ‘IBADAH’, ya…karena memang sejak kanak-kanak saja kita sudah digembor-gemborkan untuk ibadah dan tak jarang juga di pengajian-pengajian atau pelajaran sekolah kita sering mendapatkankanya. Namun yang terpenting tentang masalah ibadah ini adalah memahaminya secara benar. Why? Coz masih sering kita temukan teman-teman kita yang salah dalam memahami makna ibadah, menurutnya ibadah itu luang lingkupnya terbatas hanya aktifitas seputar masjid saja seperti shalat, baca Qur’an, sedekah and puasa, padahal kan tidak demikian loo….ayo baca terus pembahasanya agar kita lebih mengenal dengan istilah femilyar yang satu ini.
Ibadah
secara bahasa diartikan merendahkan diri, tunduk dan patuh. Adapun secara
istilah adalah melakukan bentuk ketaatan kepada Alloh dengan menjalankan apa
yang telah diperintahkanNya melalui lisan para Rasulnya yang disampaikan kepada
kita.
Kenapa sih kita kudu ibadah?
Ya
karena dengan adanya ibadah inilah Alloh menciptakan kita semua. Kalaulah bukan
karena ibadah maka Alloh enggan menciptakan manusia. Oleh karenanya, adanya
kita dimuka bumi ini untuk beribadah kepada Alloh, bukan untuk bersenang-senang
belaka, ngabisin umur, atau untuk bersantai-santai. Alloh ta’ala berfirman
:
“Dan Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS, Atz-Zariat : 56)
Cakupan ibadah
Ibadah
cakupanya luas, oleh karenanya para ulama’ membagi ibadah menjadi tiga:
Pertama, ibadah
qolbiah (hati); seperti khauf (takut), roja’(berharap), mencintai, tawakal, dan
membenci.
Kedua, Ibadah
Lisaniah yaitu ibadah yang dilakukan dengan lisan seperti mengucapkan tasbih,
tahlil, takbir, hamdalah dan sejenisnya. Termasuk di dalamnya adalah
mengucapkan salam, berdakwah, dan mengucapkan sesuatu yang baik kepada sesama.
Ketiga, Ibadah
Badaniah yaitu ibadah yang dilakukan dengan anggota badan seperti shalat,
puasa, zakat, haji, jihad di jalan Alloh dan lain-lain.
Dari
keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa ibadah cakupannya sangat luas,
luuas sekali, bukan hanya aktifitas yang berkaitan dengan masjid saja. Tapi
ibadah itu juga ada di rumah-rumah, kantin, sekolah or kampus, tempat bermain,
dll. Maksudnya apa? Ya di rumah, kantin,
kampus, tempat bermain dll, buanyak hal yang dapat kita lakuin yang akan
bernilai ibadah di sisi Alloh, contohnya nih shalat-shalat sunnah, membantu
ortu baik di dapur maupun dipekerjaanya, mengasuh adik, mengajarkan kebaikan
kepada orang lain, berkata jujur, berkata sopan, makan menggunakan tangan kanan
dan masih buanyak yang lainnya.
Apa sih sarat diterimanya
ibadah?
Sobat, inilah pertanyaan yang sangat penting dan
jawabannya lebih penting lagi, kadang kita kagak pernah open dengan ibadah
kita, diterima mau tidak masa bodoh, padahal kan tidak demikian. Tentunya kita dalam
beramal kan
mengharapkan agar amalan kita diterima dan nantinya akan dibalas di akherat
dengan pahala yang buanyak. Siapa sih yang ingin capek-capek ibadah eh ternyata
sia-sia alias kagak diterima karena tidak memenuhi syarat-syaratnya? Tentunya enggak
ada yang mau too.
Syarat
dalam ibadah agar diterima sangatlah gampang, hanya ada dua syarat; pertama ikhlas,
and kedua sesuai sunnah Rosululloh. Hal ini didasari oleh firman Alloh:
“Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(QS, Al-Kahfi : 110)
Di
dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut
{ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا } ، مَا كَانَ
مَوَافَقًا لِشَرْعِ اللهِ { وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا } وَهُوَ
الذِّي يُرَادُ بِهِ وَجْهُ اللهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَهَذَانِ رُكْنَا
العَمَلِ المُتَقَبَّلِ. لَا بُدَّ أَنْ يَكُوْنَ خَالِصًا لِلَّهِ، صِوَاباً عَلَى
شَرِيْعَةِ رَسُوْلِ اللهِ
“Maka
beramalah dengan amalan yang baik” maksudnya adalah amalan yang sesuai dengan
syariat. ‘Dan janganlah mensekutukan Alloh dengan sesuatu apapun’ maksudnya
adalah amalan tersebut ditujukan hanya untuk Alloh saja dan tidak
mensekutukanya dengan sesuatu apapun. Keduanya ini merupakan rukun agar amalan
seseorang diterima oleh Alloh yaitu dilakukan ikhlas karena Alloh dan benar
sesuai dengan sunnah Rosululloh”
Oleh karenanya kita harus selalu dan
senantiasa meng-‘kroscek’ amalan kita sesuai tidak dengan sunah Rosul. Bisa jadi
amalan yang selama ini kita kerjakan tidak sesuai dengan sunnah rasul, dasarnya
adalah karena warisan nenek moyang atau karena kebanyakan orang melakukannya.
Dan begitu juga kita harus senantiasa menjaga keikhlasan because amalan kita
sesui sunnah Rosul, kalo ngelakuinya kagak ikhlas ya… sama aja kagak bakalan
diterima.
Sobat, mudah-mudahan sekelumit materi
ini dapat mengingatkan kita kembali akan pentingnya memahami persoalan ibadah,
jangan sampai salah kita memahaminya karena tatkala kita ‘bleng’ dalam masalah
ini akan berakibat amalan yang kita kerjakan sia-sia alias tidak bermanfaat.
(M.Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment