Thursday, 10 April 2014

Kenapa Harus Ibadah?


Temen-temen tentu tidak asing lagi dengan istilah yang satu ini: ‘IBADAH’, ya…karena memang sejak kanak-kanak saja kita sudah digembor-gemborkan untuk ibadah dan tak jarang juga di pengajian-pengajian atau pelajaran sekolah kita sering mendapatkankanya. Namun yang terpenting tentang masalah ibadah ini adalah memahaminya secara benar. Why? Coz masih sering kita temukan teman-teman kita yang salah dalam memahami makna ibadah, menurutnya ibadah itu luang lingkupnya terbatas hanya aktifitas seputar masjid saja seperti shalat, baca Qur’an, sedekah and puasa, padahal kan tidak demikian loo….ayo baca terus pembahasanya agar kita lebih mengenal dengan istilah femilyar yang satu ini.
            Ibadah secara bahasa diartikan merendahkan diri, tunduk dan patuh. Adapun secara istilah adalah melakukan bentuk ketaatan kepada Alloh dengan menjalankan apa yang telah diperintahkanNya melalui lisan para Rasulnya yang disampaikan kepada kita.

Kenapa sih kita kudu ibadah?
            Ya karena dengan adanya ibadah inilah Alloh menciptakan kita semua. Kalaulah bukan karena ibadah maka Alloh enggan menciptakan manusia. Oleh karenanya, adanya kita dimuka bumi ini untuk beribadah kepada Alloh, bukan untuk bersenang-senang belaka, ngabisin umur, atau untuk bersantai-santai. Alloh ta’ala berfirman :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (QS, Atz-Zariat : 56)

Cakupan ibadah
                Ibadah cakupanya luas, oleh karenanya para ulama’ membagi ibadah menjadi tiga:
Pertama, ibadah qolbiah (hati); seperti khauf (takut), roja’(berharap), mencintai, tawakal, dan membenci.
Kedua, Ibadah Lisaniah yaitu ibadah yang dilakukan dengan lisan seperti mengucapkan tasbih, tahlil, takbir, hamdalah dan sejenisnya. Termasuk di dalamnya adalah mengucapkan salam, berdakwah, dan mengucapkan sesuatu yang baik kepada sesama.
Ketiga, Ibadah Badaniah yaitu ibadah yang dilakukan dengan anggota badan seperti shalat, puasa, zakat, haji, jihad di jalan Alloh dan lain-lain.
            Dari keterangan di atas dapat kita ketahui bahwa ibadah cakupannya sangat luas, luuas sekali, bukan hanya aktifitas yang berkaitan dengan masjid saja. Tapi ibadah itu juga ada di rumah-rumah, kantin, sekolah or kampus, tempat bermain, dll.  Maksudnya apa? Ya di rumah, kantin, kampus, tempat bermain dll, buanyak hal yang dapat kita lakuin yang akan bernilai ibadah di sisi Alloh, contohnya nih shalat-shalat sunnah, membantu ortu baik di dapur maupun dipekerjaanya, mengasuh adik, mengajarkan kebaikan kepada orang lain, berkata jujur, berkata sopan, makan menggunakan tangan kanan dan masih buanyak yang lainnya.

Apa sih sarat diterimanya ibadah?
            Sobat, inilah pertanyaan yang sangat penting dan jawabannya lebih penting lagi, kadang kita kagak pernah open dengan ibadah kita, diterima mau tidak masa bodoh, padahal kan tidak demikian. Tentunya kita dalam beramal kan mengharapkan agar amalan kita diterima dan nantinya akan dibalas di akherat dengan pahala yang buanyak. Siapa sih yang ingin capek-capek ibadah eh ternyata sia-sia alias kagak diterima karena tidak memenuhi syarat-syaratnya? Tentunya enggak ada yang mau too.
            Syarat dalam ibadah agar diterima sangatlah gampang, hanya ada dua syarat; pertama ikhlas, and kedua sesuai sunnah Rosululloh. Hal ini didasari oleh firman Alloh: 

  “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (QS, Al-Kahfi : 110)

            Di dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan sebagai berikut
{ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا } ، مَا كَانَ مَوَافَقًا لِشَرْعِ اللهِ { وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا } وَهُوَ الذِّي يُرَادُ بِهِ وَجْهُ اللهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَهَذَانِ رُكْنَا العَمَلِ المُتَقَبَّلِ. لَا بُدَّ أَنْ يَكُوْنَ خَالِصًا لِلَّهِ، صِوَاباً عَلَى شَرِيْعَةِ رَسُوْلِ اللهِ
“Maka beramalah dengan amalan yang baik” maksudnya adalah amalan yang sesuai dengan syariat. ‘Dan janganlah mensekutukan Alloh dengan sesuatu apapun’ maksudnya adalah amalan tersebut ditujukan hanya untuk Alloh saja dan tidak mensekutukanya dengan sesuatu apapun. Keduanya ini merupakan rukun agar amalan seseorang diterima oleh Alloh yaitu dilakukan ikhlas karena Alloh dan benar sesuai dengan sunnah Rosululloh”

            Oleh karenanya kita harus selalu dan senantiasa meng-‘kroscek’ amalan kita sesuai tidak dengan sunah Rosul. Bisa jadi amalan yang selama ini kita kerjakan tidak sesuai dengan sunnah rasul, dasarnya adalah karena warisan nenek moyang atau karena kebanyakan orang melakukannya. Dan begitu juga kita harus senantiasa menjaga keikhlasan because amalan kita sesui sunnah Rosul, kalo ngelakuinya kagak ikhlas ya… sama aja kagak bakalan diterima.
            Sobat, mudah-mudahan sekelumit materi ini dapat mengingatkan kita kembali akan pentingnya memahami persoalan ibadah, jangan sampai salah kita memahaminya karena tatkala kita ‘bleng’ dalam masalah ini akan berakibat amalan yang kita kerjakan sia-sia alias tidak bermanfaat. (M.Hafidz)

0 komentar: