Tuesday, 15 April 2014

Memahami Tauhid dan Lawannya


Istilah tauhid sudah sangan familier di kalangan umat Islam, tapi mungkin kamu-kamu masih banyak juga yang belum tahu, apa itu tauhid? Padahal tauhid adalah perkara yang wajib untuk diketahui oleh seorang muslim, karena mustahil seorang muslim akan mengenal Alloh dengan sebenar-benarnya pengenalan kecuali dengan memahami tauhid, selain itu juga tauhid merupakan tolak ukur diterima dan tidaknya amalan seorang.
            Tauhid secara bahasa berasal dari kata wahada-yuwahidu yang artinya adalah satu, atau menjadikan sesuatu itu satu.
            Adapun secara istilah tauhid adalah menunggalkan Alloh dalam ibadah, artinya hendaklah anda beribadah hanya kepada Alloh, tidak mempersekutukanya dengan sesuatu apapun baik itu seorang Nabi yang diutus, seorang malaikat terdekat, seorang pemimpin, raja, atau siapa saja diantara manusia.

            Sedangkan tauhid itu sendiri terbagi menjadi tiga macam :

Pertama : Tauhid Rububiyah

            Apa yang dimaksud dengan tauhid Rububiyah? Ya, tauhid rububiah adalah mengesakan Alloh dalam penciptaan, kekuasaan dan pemeliharaan. Alloh berfirman :

“Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu” (QS, Az-Zumar : 62)

 “Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (QS, Al-A’raf : 54)

            Jadi, jika seseorang meyakini bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan, mengatur, memelihara dan menguasai langit dan bumi beserta isinya, maka ia telah mengenal Alloh dari sisi Rububiyahnya. Akan tetapi mengenal Allah hanya dalam sisi Rububiyah saja tidaklah bias menjadikan ia sebagai muslim, karena orang-orang kafir bahkan iblis pun mengakui bahwa Allah yang mengatur seluruh jagad raya.

Kedua : Tauhid Uluhiyah

            Yaitu mengesakan Alloh dalam ketaatan beribadah.kepadaNya, maka hendaklah seseorang tidak beribadah maupun bertaqorub (mendekatkan diri) kepada siapapun selain Alloh, karena Alloh berfirman :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS, Adz-Dzariat : 56)
 “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja)” (QS, An-Nahl : 36)

            Karena itulah seseorang baru dikatakan muslim jika ia mentaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, mentauhidkan-Nya dan tidak melakukan kesyirikan atau hal-hal yang dapat membatalkan keislamannya. Jika seseorang telah melakukannya, maka ia telah mengenal Allah dalam uluhiyah.

Ketiga : Tauhid Asma’ dan Sifat
            Yaitu mengesakan Alloh dalam nama yang Dia namakan bagi diriNya sendiri dan sifat yang Dia sifatkan bagi dirin-Nya, di dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rosul-Nya. Penunggalan ini dengan cara menetapkan apa yang telah ditetapkan-Nya dan menafsirkan apa yang telah ditafsirkan-Nya, tanpa tahrif (mengubah), ta’thil (peniadaan), takyif (penetapan bagaimana), dan tamsil (penyerupaan).
Alloh berfirman :

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang baik)” (QS, Thaha : 8).

“Hanya milik Allah Asmaa-ul Husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan” (QS, Al-A’raf : 180)

Lawan Tauhid

            Lawan dari tauhid adalah kesyirikan, ini merupakan larangan Alloh yang paling besar, tatkala seseorang memalingkan haq yang seharusnya diberikan kepada Alloh malah ia berikan selain kepada Alloh, oleh karenyanya Alloh memposisikan kesyirikan merupakan urutan pertama dari dosa besar, Alloh berfirman :

“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS, Luqman : 13)
 “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS, Al-Maaidah : 72)

            Sudah menjadi suatu keharusan dan kewajiban bagi seorang muslim untuk memahami tauhid secara benar, dan mengamalkan dalam kehidupanya dengan beribadah kepadanya dan begitu juga dengan kesyirikan hendaklah bagi seorang muslim untuk mengetahui kesyirikan dan segala hal yang berkaitan denganya agar dapat menjauhi dan terhindar dari kesyirikan tersebut. Allohu A’lam (M. Hafidz)

0 komentar: