Istilah tauhid sudah sangan familier di kalangan umat Islam, tapi mungkin kamu-kamu masih banyak juga yang belum tahu, apa itu tauhid? Padahal tauhid adalah perkara yang wajib untuk diketahui oleh seorang muslim, karena mustahil seorang muslim akan mengenal Alloh dengan sebenar-benarnya pengenalan kecuali dengan memahami tauhid, selain itu juga tauhid merupakan tolak ukur diterima dan tidaknya amalan seorang.
Tauhid secara bahasa berasal dari
kata wahada-yuwahidu yang artinya adalah satu, atau menjadikan sesuatu itu
satu.
Adapun secara istilah tauhid adalah
menunggalkan Alloh dalam ibadah, artinya hendaklah anda beribadah hanya kepada
Alloh, tidak mempersekutukanya dengan sesuatu apapun baik itu seorang Nabi yang
diutus, seorang malaikat terdekat, seorang pemimpin, raja, atau siapa saja
diantara manusia.
Sedangkan tauhid itu sendiri terbagi
menjadi tiga macam :
Pertama
: Tauhid Rububiyah
Apa yang dimaksud dengan tauhid
Rububiyah? Ya, tauhid rububiah adalah mengesakan Alloh dalam penciptaan,
kekuasaan dan pemeliharaan. Alloh berfirman :
“Allah menciptakan segala sesuatu dan dia memelihara segala
sesuatu” (QS, Az-Zumar : 62)
“Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam” (QS, Al-A’raf : 54)
Jadi, jika seseorang meyakini bahwa
Allah adalah Dzat yang menciptakan, mengatur, memelihara dan menguasai langit
dan bumi beserta isinya, maka ia telah mengenal Alloh dari sisi Rububiyahnya.
Akan tetapi mengenal Allah hanya dalam sisi Rububiyah saja tidaklah bias
menjadikan ia sebagai muslim, karena orang-orang kafir bahkan iblis pun
mengakui bahwa Allah yang mengatur seluruh jagad raya.
Kedua
: Tauhid Uluhiyah
Yaitu mengesakan Alloh dalam ketaatan
beribadah.kepadaNya, maka hendaklah seseorang tidak beribadah maupun bertaqorub
(mendekatkan diri) kepada siapapun selain Alloh, karena Alloh berfirman :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku” (QS, Adz-Dzariat : 56)
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul
pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja)” (QS,
An-Nahl : 36)
Karena itulah seseorang baru
dikatakan muslim jika ia mentaati perintah Allah dan menjauhi segala
larangan-Nya, mentauhidkan-Nya dan tidak melakukan kesyirikan atau hal-hal yang
dapat membatalkan keislamannya. Jika seseorang telah melakukannya, maka ia
telah mengenal Allah dalam uluhiyah.
Ketiga
: Tauhid Asma’ dan Sifat
Yaitu mengesakan Alloh dalam nama
yang Dia namakan bagi diriNya sendiri dan sifat yang Dia sifatkan bagi
dirin-Nya, di dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rosul-Nya. Penunggalan ini
dengan cara menetapkan apa yang telah ditetapkan-Nya dan menafsirkan apa yang
telah ditafsirkan-Nya, tanpa tahrif (mengubah), ta’thil (peniadaan), takyif
(penetapan bagaimana), dan tamsil (penyerupaan).
Alloh
berfirman :
“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia. dia mempunyai Al Asmaaul Husna (nama-nama yang baik)” (QS, Thaha : 8).
“Hanya
milik Allah Asmaa-ul Husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
Asmaa-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran
dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan” (QS, Al-A’raf : 180)
Lawan
Tauhid
Lawan dari tauhid adalah kesyirikan,
ini merupakan larangan Alloh yang paling besar, tatkala seseorang memalingkan
haq yang seharusnya diberikan kepada Alloh malah ia berikan selain kepada
Alloh, oleh karenyanya Alloh memposisikan kesyirikan merupakan urutan pertama
dari dosa besar, Alloh berfirman :
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar". (QS, Luqman : 13)
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun” (QS, Al-Maaidah :
72)
Sudah menjadi suatu keharusan dan
kewajiban bagi seorang muslim untuk memahami tauhid secara benar, dan
mengamalkan dalam kehidupanya dengan beribadah kepadanya dan begitu juga dengan
kesyirikan hendaklah bagi seorang muslim untuk mengetahui kesyirikan dan segala
hal yang berkaitan denganya agar dapat menjauhi dan terhindar dari kesyirikan
tersebut. Allohu A’lam (M. Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment