Upacara
nyadran dengan membuat makanan dan sembelihan yang kemudian di larung
laut adalah satu bentuk keyakinan bahwa persembahan kepada Sang Hyang penjaga
laut akan memudahkan para nelayan mencari rizki di laut dan lebih dari itu
supaya penjaga laut tidak murka.
Bahkan
terkadang kita jumpai pada perempatan jalan diberi “taburan bunga” dan sesajian
kecil. Mereka meyakini jika persembahan itu tidak dilakukan maka jalan itu
menjadi angker dan dapat menimbulkan bahaya.
Dan masih banyak lagi
contoh-contoh yang lain.
Keyakinan-keyakinan
dan ritual-ritual yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Indonesia di
atas adalah bentuk-bentuk keyakinan dan ritual syirik, karena ia meyakini akan
adanya kekuatan-kekuatan ghaib selain Alloh yang dapat memberikan manfaat dan
menolak mudharat dalam kehidupan mereka. Padahal Alloh tidak memberikan
kelebihan apapun kepada benda yang mereka keramatkan, inilah yang menyebabkan
Alloh murka karena mereka menduakan Alloh dalam beribadah kepada-Nya.
Alloh tidak rela
jika ada yang disekutukan denganyaNya dalam peribadahan, karena itu merupakan suatu
kesyirikan yang dijauhkan di dalam ajaran Islam. Begitu juga Alloh tidak
menghendaki ibadah dari hambanya tatkala dilakukan untuk-Nya dan di sisi lain ia
beribadah selain kepadaNya, sebagaimana firman-Nya :
“Dan Sesungguhnya masjid-masjid itu
adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya
di samping (menyembah) Allah.” (QS, Al-Jin : 18)
Dalam
ayat ini Alloh melarang manusia beribadah kepada selain kepada Alloh di samping
ia beribadah kepada-Nya. Dan tentunya tidaklah Allah melarang sesuatu kecuali
karena larangan itu merupakan sesuatu yang tidak diridhainya. Allah berfirman:
“Jika kamu kafir maka Sesungguhnya Allah tidak
memerlukan (iman)mu dan dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika
kamu bersyukur, niscaya dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu (QS, Az-Zumar :
7).
Ya,
Alloh tidak meridhai kekafiran dan kesyirikan, dan sesungguhnya Dia telah
mengutus para Rosul dan menurunkan kitab-kitab untuk memerangi kekafiran serta
kemusyrikan, Alloh berfirman :
“Dan perangilah mereka, supaya jangan ada
fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah” (QS, Al-Anfaal : 39)
Makna fitnah dalam ayat di atas
adalah kesyirikan.
Jika
Alloh tidak meridhai kekafiran dan kesyirikan, maka seorang mukmin juga
berkewajiban untuk tidak meridhai keduanya, karena ridho dan murkanya seorang
mukmin mengikuti ridho dan murkanya Alloh. Ia murka terhadap apa yang dimurkai
oleh Alloh dan ridho terhadap apa yang diridhoi oleh Alloh.
Sobat,
jangan coba-coba dengan kesyirikan apalagi sampai ngelakuinya, karena
kesyirikan sangat berbahaya bagi diri kita dan amal kita, dengan beberapa alas
an:
- Kesyirikan merupakan kedzaliman yang amat besar, Alloh berfirman :
“Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS,
Luqman : 13)
- Bagi pelaku kesyirikan dosanya tidak akan diampuni apabila ia meninggal belum sempat bertaubat, Alloh berfirman :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya” (QS, An-Nisa’ : 48)
3. Bagi
pelaku kesyirikan diharamkan baginya syurga dan akan dimasukkan kedalam api
neraka
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”.(QS, Al-Maaidah :
72)
- Kesyirikan dapat menghapuskan semua amal yang telah dikerjakan, Alloh berfirman :
“Seandainya mereka mempersekutukan Allah,
niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka kerjakan” (QS, Al-Anam :
88)
- Pelaku kesyirikan darah dan hartanya halal, Alloh berfirman :
“Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu
dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan
intailah ditempat pengintaian” (QS, At-Taubah : 5)
Setelah
kita mengetahui bahaya dari perbuatan syirik maka sudah seharusnya jika kita
meninggalkannya dan jangan coba-coba melakukannya karena dapat menjerumuskan
kita kepada kekafiran dan tentunya sobat tak ingin jika sakaratul maut
menjemput kita dalam kondisi yang mengenaskan (kafir). Karena memang jelaslah
dimana tempat bagi orang yang kafir terhadap Allah, yaitu di neraka yang
menyala-nyala. (Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment