Tema yang tak lekang oleh waktu, yang selalu saja disuka
oleh siapapun dan kapan pun. Cinta yang membuat dada bergetar karena jantung
memompa darah lebih cepat dari biasanya. Cinta yang membuat dunia serasa penuh
warna, bahkan tak jelas lagi antara maya dan nyata. Ya…cinta selalu saja asyik
untuk dibicarakan.
Sobat fityan, banyak orang
mengatakan “love is beauty” (cinta itu indah), Saking indahnya, banyak temen-temen
kita yang terjerat ke dalam kubangan lumpur cinta. Liat aja deh gimana temen
kamu melakukan
PDKT2 kepada sang permaisuri. Seribu satu juruspun sudah
dipersiapkan untuk meluluhkan hati ‘sang pujaan hati’. Bagai seorang pujangga, kata-kata
palsu yang ia kemas dengan atas nama cinta sudah siap diobral kemana-mana,
walau ia sudah punya segudang pacar. Bila sudah begini ni, banyak gadis hatinya
terluka bila ternyata dirinya diduakan. katanya sih hati ini bagaikan ditusuk
duri, sakit…sakit, pokoke gitulah
katanya. Duh…ternyata cinta buat kita pusing ya!
Yupz friend….ternyata
jebakan cinta ntu banyak macamnya ya; Mulai dari wajah manis menawan hingga
rayuan maut dari mulut berbisa (emang kobra!). Jebakan cinta bisa juga dalam
bentuk materi, kasih sayang semu berbungkus nafsu. Karena cinta pula banyak
orang terjerembab dalam duka yang tiada berpenghujung, melalaikan untuk apa ia
diciptakan hingga ingkar kepada Alloh, Dzat yang seharusnya menjadi labuhan dan
tambatan akhir dari setiap jengkal cinta. Kalo udah gini, duh…ancur umat!
KISAH
MENGHARUKAN…TAPI KOK?
Atas nama cinta seseorang berani
berkorban, bukan hanya harta tapi bahkan nyawa dan kehormatan, seperti yang
pernah terjadi di sebuah taman kota
metropolitan, terlihat beberapa petugas kesehatan begitu sibuk memberi
pertolongan kepada sepasang muda-mudi yang terperangkap di dalam sebuah rel
kereta api di kota
tersebut. Naas bagi pasangan dua sejoli itu, malaikat maut telah mencabut nyawa
mereka dalam keadaan yang sungguh tragis dan memilukan. Keduanya nekat bunuh
diri dengan menutup rel kereta api, mereka mengikat diri di rel tersebut.
Akibatnya mereka mati dalam keadaan berpelukan dan saling berciuman, dengan
kondisi tubuh hancur terlindas kereta api. Aparat berwenang sukar memisahkan
kedua jasad itu. Memang terlihat mengharukan…
Di dalam rel kereta
tersebut ditemukan selembar kertas yang telah mereka tanda tangani. “tolong
jangan pisahkan mayat kami dan terus dikebumikan untuk membuktikan cinta abadi
kami sehidup semati.” Itulah tulisan yang tertera di kertas itu. Di bagian
akhir surat tercatat bahwa mereka melakukan ini demi menyelamatkan cinta
‘sejati’ yang ‘suci’ ini karena orang tua mereka tidak merestui hubungan
mereka. Astaghfirullah!
CINTA, HARUSKAH DISALAHKAN?
Sobat, cinta
merupakan fitroh yang dianugerahkan oleh Alloh kepada semua manusia, sehingga
tidak ada salahnya tatkala seorang muslim dan muslimah saling mencintai di antara
mereka, bahkan kecintaan tersebut tidak sebatas hubungan manusiawi, akan tetapi
diperindah juga bagi manusia kecintaanya terhadap harta kekayaan dan anak, hal
ini telah ditegaskan oleh Alloh dalam Al-Qur’an. Alloh berfirman :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia
kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat
kembali yang baik (surga)” (QS, Ali Imron : 14)
Hanya saja, Islam telah
mengatur secara proprosional tentang urusan cinta mencinta ini, Islam telah
menyediakan penyaluran untuk itu melalui lembaga pernikahan, dimana sepasang
manusia diberikan kebebasan untuk bercinta. Seorang laki-laki menjadi seorang
suami dan seorang perempuan menjadi seorang isteri. Hal ini menjadi sebuah
tuntunan dalam menjalankan agama, bahwa ketika hamba Alloh jatuh cinta hanya
pernikahanlah solusinya. Karena tidak ada hal yang dapat menenteramkan hati
bagi seorang kekasih yang merindukan kekasihnya, kecuali bisa bersamanya setiap
saat. Kebersamaan tersebut bisa terwujud, bila sudah diikat oleh tali pernikahan,
sehingga tentramlah hati. Sebagaimana janji Alloh dalam firmanya :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”. (QS, Ar-Ruum : 21)
BINGKAI CINTA
Cinta
bukanlah sesuatu yang kotor, karena kekotoran dan kesucian tergantung dari
bingkainya; Ada
bingkai yang suci dan halal, ada pula bingkai yang kotor dan haram. Bila bingkainya
sesuai syariat, maka cinta itu halal. Namun apabila bingkainya pacaran,
perselingkuhan dan perzinahan maka cinta itu terlarang.
Cinta
yang hakiki adalah cinta bukan hanya bertolak ukur dari materi dan rupa, akan
tetapi cinta yang dibangun atas ridho ilahi. Oleh karenanya apabila seseorang
itu cintanya jujur dan benar, maka ia tidak akan mungkin membingkainya dengan
bingkai yang dilarang dalam syariat. Betapa banyak wanita terluka, tertipu,
patah hati bahkan sampai putus harapan hidup disebabkan karena cinta yang tidak
dibingkai dengan bingkai yang syar’i dan halal. Ibnu Qoyyim menjelaskan bahwa
jenis cinta kepada wanita ada tiga macam.
Pertama,
mencintai wanita untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Contohnya yaitu cinta
seorang suami kepada isterinya. Cinta seperti ini adalah cinta yang bermanfaat.
Karena akan mendorong seseorang tersebut untuk melaksanakan syariat, yaitu
menikah. Karena dengan menikah seseorang dapat terjaga dari lawan jenisnya.
Kedua, yaitu
cinta yang dapat mendatangkan murka Alloh dan dapat menjauhkan dari rahmatnya.
Orang yang memiliki cinta jenis ini adalah para pencinta yang sampai melanggar
rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Alloh. Salah satu bentuk terparahnya
adalah dengan terjerumusnya seseorang kepada zina yang telah diharamkan Alloh.
Ketiga, adalah
cinta yang mubah. Cinta ini terjadi karena tidak ada unsur kesengajaan,
sebagaimana mencintai bayangan seorang wanita yang memiliki paras cantik. Tanpa
sengaja dia melihat wanita itu lalu jatuh cinta. Dan cintanya itu tidak sampai
menyebabkan dia berbuat maksiat.
Sobat, urusan cinta
mencinta kaitannya erat sekali dengan masa depan, jangan sampai salah dalam
mencintai dan terjebak kepada perbuatan dosa atas nama cinta. Saudaraku!! Bingkailah
cintamu dengan bingkai syar’i dan halal, yaitu dengan pernikahan. Namun apabila
belum siap, karena masih sekolah, kuliah atau belum punya pekerjaan tetap maka
tahanlah hawa nafsumu dan berpuasalah insya Alloh itu dapat menjadi wija’
(benteng) dari perbuatan dosa.
A’lam (M. Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment