Apa Itu Syari’at?
Sobat!! Sebelum kita membahas judul di atas, terlebih dahulu kita kudu tahu
nih apa sih syari’at itu? Syariat adalah apa-apa yang telah Alloh turunkan
kepada hambanya yang berupa ’manhaj’ (aturan dan jalan hidup) agar hambanya
berjalan sesuai dengan aturan tersebut, baik yang terkait tentang permasalahan
keyakinan, ibadah, akhlak dan muamalah(interaksi sosial). Misalnya nih
amalan sholat, sedekah, jilbab-an, baca qur’an, de el el. Nah ini semua adalah
syariat, karena yang memerintahkan adalah Alloh yang menciptakan kita, makanya
yang ngelakuin dapet pahala. Tapi kalo sobat ngarang-ngarang amalan lalu
diyakini sebagai syari’at yang dapat datengin pahala, padahal Alloh nggak
nyuruh, yang seperti ini baru kita hindari. Karena di samping capek, juga dapet
dosa. Gak enak khan...
Alergi Syari’at, Kok Bisa?
Hari ini kita berada pada kondisi kehidupan yang jauh dari masa nubuwah (kenabian),
secara hitungan saja masa tersebut kurang lebih sudah berlalu 14 abad (1400 Th)
yang lalu dari kita, sebuah masa dalam bimbing wahyu ilahi, masa keemasan,
dimana pemimpinnya adalah sebaik-baik manusia, dan para sahabatnya pun orang-orang
pilihan.
Adapun kondisi kita hari ini, dimana
Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak lagi dijadikan sebagai pedoman, Rasulululloh bukan
lagi sebagai suri tauladan, sungguh kondisi yang amat buruk dan memprihatinkan.
Apakah ini menandakan sudah dekatnya hari kiamat?? Jangan salah lho,karena Rosululloh
telah mengisyaratkan bahwa di antara dekatnya hari kiamat ialah dengan diangkatnya
ilmu dan menyebarnya kebodohan di atas muka bumi. Rosululloh Sholallohu
‘alaihi wasallam bersabda :
اِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ اَنْ يرفع
العِلْمُ وَ اَنْ يَظْهَرَ الجَهْلُ
“Sesungguhnya di antara tanda
dekatnya hari kiamat adalah sedikitnya ilmu dan tersebarnya kebodohan”.(HR,
Imam At-Tirmidzi)
Masya Alloh…hadits di atas
benar-benar up to date, sangat sesuai dengan kondisi pada zaman
sekarang. Tidakkah kita bisa menyaksikan bagaimana tatkala kebodohan telah
menyebar dimana-mana? Ditambah lagi dengan ghiroh (semangat) kaum muslimin yang
lemah untuk mempelajari agamanya sendiri. Hal inilah yang menjadi penyebab utama
banyaknya kaum muslimin yang pada alergi dengan syari’at Islam.
Alergi disini maksudnya ialah “ogah-ogahan”
untuk mengikutinya. Menurutnya, tatkala sedang nyemplung(masuk) ke dalam
syari’at, banyak aktifitas yang kagak boleh dilakukan, hidup terasa sumpek dan
kuper, maka tidak jarang kita menemukan orang-orang yang
mengatakan “Jangan alim-alim amat! Nanti menyusahkan or memberatkan”
Sobat muda!! Sesungguhnya seorang muslim akan senantiasa berada di dalam
kebaikan tatkala dirinya mengindahkan dua hal pokok dalam Islam, Apa saja itu?
Ya, dua pokok tersebut ialah : Menjalankan perintah Alloh dan menjauhi laranganNya.
Tatkala seseorang berat dalam melaksanakan syariat Islam, seperti shalat
ogah-ogahan, haji ugal-ugalan, puasa males, sedekah takut uang jajannya habis, berjilbab
syar’i bikin gerah dan ga’ gaul gitu loh…Maka hal inilah yang menunjukkan bahwa hawa nafsunya telah
mengalahkan keimanan yang ada pada dirinya, hawa nafsu lebih dituruti ketimbang
Alloh dan RosulNya. Padahal Alloh telah memberikan kabar kesudahan yang amat
buruk bagi orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya. Alloh Ta’ala berfirman:
“Maka pernahkah kamu melihat
orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya
berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya
petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?” (QS, Al-Jatsiah : 23)
Tapi bagi siapa yang mau
bersabar untuk mengindahkan perintah Alloh, dan berusaha semaksimal mungkin
untuk menahan diri dari hawa nafsu perusak, maka tempat kembali mereka adalah
surga yang penuh dengan kenikmatan nan abadi, sebagaimana Alloh berfirman :
“Adapun orang-orang yang takut
kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka
Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)”. (QS, An-Naji’at : 40-41)
Nikmati Ujian, Kualitas Kita Dapatkan!
Sobat muda!! Untuk
tetap berada di atas ketaatan kepada Alloh memang butuh kesungguhan, dan
kesabaran, dan yang tak kalah pentingnya, ia harus siap dengan ujian yang akan
menghadang, karena ujian dan ketatan ibarat dua mata uanag yang tidak dapat
dipisahkan, semakin besar ketatan seseorang maka semakin besar pula ujiannya, karena
memang jalan ketaatan dihiasi dengan hal-hal yang tidak kita sukai dan berat; Misalnya
dalam kondisi lelah, ngantuk, dingin dan capek ketika terdengan seruan adzan kita
dituntut untuk mendatanginya, harus berpuasa di bulan ramadhan selama satu
bulan penuh, harus rela mengeluarkan sebagian harta yang dimiliki untuk
bersedekah, bagi wanita aurat harus senantiasa tertutup, dan masih banyak
amalan-amalan yang lainya.
Lain halnya dengan maksiat dan dosa
dihiasi dengan segala hal yang indah dan menyenangkan. Dalam hal ini Rosululloh
telah bersabda :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حُجِبَتْ
النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتْ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ
“Dari Abu Hurairoh, bahwasanya
Rosululloh bersabda :’Neraka tertutupi dengan hal-hal yang menyenagkan
sedangkan surga tertutupi dengan hal-hal yang susah dan dibenci”. (HR,
Bukhari)
Sesungguhnya Alloh telah memberikan
wewenang bagi hambanya untuk memilih jalan hidupnya didunia, sekaligus hal
tersebut sebagai bekal dan persiapan di negeri akherat yang kekal nan abadi,
diberikan pilihan kepadanya untuk memilih satu dari dua jalan, yaitu jalan
kebenaran dan keburukan, dalam hal ini Alloh berfirman :
“Kami telah menunjukkan kepadanya
dua jalan” (QS, Al-Balad : 10)
Kedua jalan tersebut telah disiapkan
balasanya oleh Alloh, bagi mereka yang memilih jalan kebaikan, maka akan Alloh
balasan kebaikan mereka di dunia dan di akherat. Di dunia mereka akan diberikan
ketenangan hidup dan di akherat akan dimasukkan ke dalam syurga yang penuh
dengan kenikmatan, Alloh Ta’ala berfirman,
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri
Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”. (QS, An-Nahl : 97)
Adapun apabila seseorang memilih
jalan yang kedua, yaitu jalan keburukan, maka hal tersebutpun akan diberikan
balasannya di dunia maupun di akherat, sebagaimana hal ini telah disebutkan
oleh Alloh di dalam firmanNya :
“Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka
sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari kiamat dalam Keadaan buta" berkatalah ia: "Ya Tuhanku,
mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam Keadaan buta, padahal aku dahulunya
adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah
datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada
hari ini kamupun dilupakan".(QS, Toha : 124-126)
Malang nian…keadaan mereka, demikian itulah
yang akan terjadi di akhirat nanti, yaitu siapa saja di antara mereka lupa
kepada Alloh ketika hidup di dunia, mereka lalai dan tidak taat kepada
perintah-Nya. Apakah kita akan seperti mereka?
Syari’at Itu Menjaga Fitrah
Syariat Alloh dibuat adalah sebagai penjaggan terhadap fitrah manusia
agar dirinya tetap menjadi makhluk yang mulia di antara makhluk Alloh di atas
muka bumi. Tapi bukan untuk memberatkan, terhadap larangan Alloh, misalnya. Hikmah
dibalik hal tersebut sangatlah besar. Tatkala Islam melarang berpacaran
misalnya, hal tersebut adalah sebagai bentuk penjagaan dari perbuatan zina. Cobalah
kamu perhatikan betapa banyak orang yang meremehkan permasalahan ini maka
menyebabkan banyaknya pula perzinahan yang terjadi. Islam melarang
minum-minuman keras, tatkala seseorang melanggar dengan meminum barang haram
tersebut akal sehatnya akan hilang lalu ia tidak sadar melakukan perbuatan apa
saja bahkan sampai pada perbuatan yang menjijikan dan kotor, apakah hal
tersebut tidak memalukan?
Islam memerintahkan
bagi wanita muslimah untuk menutup keindahan tubuhnya dengan jilbab yang
syar’i. Sungguh dibalik itu agar terjaga dari niat jahat laki-laki yang di dalam
hatinya terdapat penyakit. Dan masih banyak contoh-contoh yang lainnya yang
menunjukkan bahwa syariat dijadikan oleh Alloh bukan untuk memberatkan hambanya
akan tetapi itu semua adalah sebagai jalan bagi Alloh untuk menjaga agar
manusia tetap berada di atas fitrah kemanusiaannya.
Sobat muslim!! Marilah
kita sadar akan keterpurukan ini, kita
hanyalah hamba yang lemah. Sampai kapan kelalaian
kita akan kewajiban dan tanggung jawab ini? Dan sampai kapan pula
kita akan mengotori hati dan diri dengan dosa dan maksiat??? (M. Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment