Terinjak, tertindas, dan teraniyaya! Itulah yang dialami oleh kaum
wanita di zaman Jahiliah terdahulu. Itu lho zaman sebelum datangnya cahaya Islam,
waktu itu wanita tak ubahnya seperti sandal atau keset yang terletak di bawah
kaki, memang ngiris dengernya. Apalagi kalau kita mau membuka sejarah, kehidupan
wanita pada masa itu sangatlah mengenaskan, bagaimana orang-orang Yunani
menganggap bahwa wanita adalah kotoran dan hasil perbuatan syetan, orang-orang
Romawi selalu menyiksa dan menyakiti wanita, Lebih tak punya hak lagi wanita di
mata Orang-orang Yahudi yang memperlakukan wanita seperti barang warisan yang
dapat diwariskan kepada keluarganya jika sang suami telah meninggal.
Lembah kehinaan itulah tempatnya wanita pada masa itu, bahkan bangsa Arab
Jahiliyah sendiripun memperlakukan wanita seperti
barang atau budak. Jika
seorang istri melahirkan anak perempuan maka sang suami akan mengambilnya lalu
mengubur bayi itu dalam keadaan hidup, tanpa memperdulikan jerit tangis sang
anak. Itulah sebagaimana yang Allah kisahkan tentang mereka :
Dan
apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa
Apakah Dia dibunuh. (At-Takwir : 8-9)
Karena
kebenciannya akan wanita, maka seorang ayah akan marah besar jika mendengar
anaknya yang lahir perempuan. Bahkan mukanya akan merah padam, dunia terasa
sempit dan pandangannya menjadi gelap. Tentang ini Allah menggambarkan dalam
kitab-Nya:
“Dan
apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan Dia sangat marah. Ia Menyembunyikan
dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan
kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah
akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, Alangkah buruknya
apa yang mereka tetapkan itu”. (QS. An Nahl : 58-59)
Itulah
nasib wanita pada saat itu, menyedihkan memang. Tapi ternyata wanita sekarang
jauh lebih tragis keadaannya!, uhh serem ya..
Kalau
sekarang memang jarang terdengar ditelinga kita penyiksaan terhadap kaum
wanita, kalaulah ada jumlahnya hanya sedikit. Dulu wanita dijadikan alas kaki,
sekarang wanita bak mahkota, dimanjakan, di elu-elukan, dijadikan slogan
dimana-mana, hampir seluruh penjuru dunia menampilkan pesona keindahan wanita.
Kontes ‘ratu-ratuan’ pun menjadi ajang yang banyak digemari, pintar, cantik dan berwawasan, itulah logonya.
Berjalan meliuk-liuk, berpakaian tidak syar’i, dan berhias untuk disaksikan
kepada seluruh lelaki di penjuru dunia. Padahal mengenai ini rasulullah pernah
bersabda :
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ
مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ
عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ
لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ
مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Dua
jenis manusia penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat: (Pertama)
orang-orang yang memiliki cemeti bagaikan ekor sapi yang senantiasa mereka
gunakan untuk mencambuk orang. (kedua), para wanita yang berbusana akan tetapi
telanjang (karena berpakaian ketat) yang menyimpang dari norma agama dan
kesusilaan dan mengajak wanita lain meniru dirinya, dandanan rambut mereka
bagaikan punuk onta (sanggul) yang bergerak kekanan dan kekiri. Mereka tidak
masuk syurga dan tidak pula dapat mencium aroma wanginya, sesungguhnya aroma
wanginya dapat tercium dari jarak sekian dan sekian” (HR, Muslim)
Disinilah
letak tragisnya, banyaknya wanita yang tidak mengetahui bahwa Islam memiliki
aturan yang lengkap untuk dirinya. Islam meletakkan wanita dalam kedudukan yang
mulia, tidak merendahkannya dan tidak membebaskannya begitu saja. Islam
mengangkat hak wanita, namun bukan kesetaraan gender yang banyak diobral kaum
liberal. Islam menjaga kehormatan wanita dengan disyariatkannya jilbab,
melindungi wanita dengan diutamakannya untuk berada di rumahnya, menjauhkannya
dari kekejian lelaki yang berpenyakit hatinya dengan larangan berkhalwat serta
ikhtilat.
Allah
mengistimewakan wanita dengan memberikan pahala berupa surga bagi orang tua
yang mampu mendidik kaum yang lembut ini dengan sebaik-baiknya. Rasulullah Sholallohu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ فَأَحْسَنَ
إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنْ النَّارِ
“Barangsiapa
yang diuji dengan anak-anak perempuan, lalu ia memperlakukannya dengan baik
maka kelak mereka akan menjadi dinding dari (sengatan) api neraka.”(HR.
Muslim)
Allah
memberikan kedudukan yang sama antara lelaki dan perempuan dalam hal pahala dan
kedudukan mereka disisi Allah, Allah berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri
Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (QS. An Nahl: 97)
Saudariku, sesungguhnya Allah telah memuliakan kita, maka sungguh tak
patut kalau kita masih malas beribadah kepada-Nya atau malu untuk mengenakan
busana Islami. Allah juga telah melindungi kehormatan kita, maka alangkah
bodohnya apabila kita tidak bisa menjaga kehormatan sendiri. Dan Allah telah
mengistimewakan kita dengan ganjaran surga bagi orang tua kita yang mampu
mendidik kita dengan baik, maka tidak layak jika kita menghilangkan
keistimewaan itu dengan prilaku kita yang di luar batas syari’at. Ukhti, karena
kau begitu istimewa… (By: Zahidah)
0 komentar:
Post a Comment