Thursday, 27 March 2014

Rubahlah Diri dan Bangsamu Dengan Tekad


Dalam sejarahnya, manusia telah mampu melakukan hal-hal besar dengan TEKAD. Keberhasilan dan kegagalan adalah fenomena dari TEKAD
Hanya kekuatan TEKAD yang mengantarkan seseorang kepada kesuksesan atau kegagalan…..

Sobat, serius amat ngeliat tulisan di atas!? Santai aja lagi, yang penting sobat pembaca semua pada nyambung dengan apa yang disajikan alfityan di rubrik kali ini…keep fokus, OK!
            RUBAHLAH DIRI DAN BANSA…saat membaca istilah ini bawaannya terasa berat, seperti membawa beban yang beratnya kiloan, biasanya yang tergambar adalah sesosok pemuda yang berdiri dengan gagah, pinter cari duit, bebas ‘kiriman’ orang tua, lalu gede-nya nanti jadi pemimpin bangsa! Wah generasi idaman tuh…

            Cuman, kalo dihadapkan kepada kehidupan remaja sekarang, rasanya kok, jauuuuh...gitu!
Betapa nggak, bayangin aja, jangankan jadi pemimpin bangsa, di kehidupan yang sulit cari duit susahnya amit-amit, ampe-ampe ada sebuah ‘filsafat’ dari orang seberang, “cari yang haram aja susah, apalagi yang halal”. Entah siapa yang pertama kali membuat ungkapan ini, tapi laku banget di pasaran, entah pasar preman’atawa pasar anak jalanan.

            Duh…jauh nian dengan kondisi ketika dahulu saat umat Islam jaya, saat tampuk kekuasaan dipegang oleh para khulafa’ur rasyidin, para shahabat Rosululloh yang mulia. Betapa keadilan dan kesejahteraan merata dari segala penjuru, hidup makmur, tiada, kedzaliman, tiada penindasan, tiada kelaparan. Tidak hanya umat Islam, orang-orang kafirpun turut merasakan keadilan di bawah naungan Islam. Pernah suatu ketika Umar melewati suatu kaum, di sana terdapat seorang pengemis yang meminta-minta. Pengemis itu ternyata seorang tua yang buta. Umar bertanya, “Anda dari Ahli Kitab mana?” Pengemis itu menjawab, “Yahudi.” “Apa yang bisa saya bantu untuk Anda?” Tanya Umar. “Saya minta bagian harta jizyah (pajak non-muslim) dan kebutuhan untuk usia lanjut.” Jawab pengemis.
            Selanjutnya Umar memegang tangan pengemis Yahudi itu dan menuntun ia menuju rumahnya. Umar memberikan apa yang ada di rumahnya untuk si pengemis. Kemudian beliau menyerahkan pengemis itu kepada penjaga Baitul Mal (Bendahara Negara). “Coba kamu lihat kakek ini, kasihan sekali. Demi Alloh, kita belum berbuat adil kepadanya, kita tidak mempekerjakannya sewaktu muda, namun ketika sudah tua, kita malah menelantarkannya. “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin….”(QS. At Taubah: 10)

            Itulah jika syariat Islam ditegakkan, dijamin nggak ada lagi yang suka ‘minta-minta’ di bis kota atau di pinggir jalan. Tidak ada yang terlantar, termasuk kite-kite nih yang pusing menempuh pendidikan tinggi-tinggi, entah ilmu apa yang masuk ke kepala kita, seng penting bisa wisuda, dapet gelar sampai S3, akhirnya enak cari kerja. Bener nggak tuh??? Kalo S-teler aja sih enak, murah di dapat, segerrr…pula, ya gak?! Tapi kalo ngeliat kenyataan ‘orang bertitel’ yang ada, GLEKK….tak tahan lagi ngebayanginnya. 

Lihat “ke bawah” hati kita jadi miris ternyata banyak sodara-sodara kita yang kelaparan, hidup di bawah garis kemiskinan, ampe-ampe orang yang bertitelpun banyak yang jadi pengangguran. Tapi begitu ngeliat “ke atas”, eh…para pejabat negara malah enak-enakan memeras uang rakyat untuk kepentingan diri dan kelompok mereka. Terlalu…
            Bener lo, banyak kok di antara temen-temen kita yang pada nggak tahan idup yang ‘lurus-lurus’ dan menganggapnya itu adalah prinsip hidup yang nggak laku untuk zaman sekarang, lalu senang dengan hidup yang ‘bengkok-bengkok’. Aneh memang sobat, tapi itulah kenyataannya.

Jadilah Generasi Mandiri
            Sobat fityan, dahsyatnya kehidupan globalisasi saat ini seharusnya bisa menjadi seorang muslim yang mampu mempunyai kesabaran seperti kepompong. Betapa sabarnya kepompong ketika masih menjadi ulat yang menjijikan dan dibenci manusia, namun begitu dia tetap sabar dan menjalani kehidupannya hingga menjadi kepompong dan bersabar tuk berada dalam situasi yang sangat menuntut hati yang tenang dan selalu memotivasi dirinya tuk terus bersabar hingga dia jadi kupu-kupu yang cantik dan indah.

            Sesulit apapun kehidupan yang kita jalani, seberat apapun yang kita rasakan mengarungi kehidupan, jangan sampai membuat kita tidak memiliki jiwa sabar, apalagi malah pasrah mengikuti ‘gaya kebanyakan’ yang ternyata berakhir dengan penyesalan yang sangat dalam. Justeru yang kita lakukan adalah mencari solusinya. SETUJU? Jika setuju, yuk rubah diri kita…
           
Dengan TEKAD, Kamu Bisa Berubah
            Inilah yang menjelaskan semua rahasia di balik keajaiban yang sering kita saksikan dalam kehidupan nyata. Pernahkah sobat menyaksikan bagaimana orang buta menjadi ulama? Atau bagaimana seseorang yang lumpuh dapat sembuh dan berjalan normal kembali? Bahkan, penelitian-penelitian mutakhir dalam bidang kedokteran menunjukkan lebih dari 50 % sebab kesembuhan sesungguhnya bersumber dari TEKAD yang kuat untuk sembuh. 

            Tentang hebatnya sebuah TEKAD, fityan ada sedikit cerita, adalah Khalid bin Walid pernah dengan memakan racun untuk sekedar menunjukkan kepada musuh yang berniat membunuhnya dengan racun. Ternyata tekadnya untuk menang melawan racun tersebut tidak terkalahkan. Jika racun saja tidak dapat membunuhnya, maka apalagi musuh-musuhnya. Setelah kejadian itu, musuh-musuhnya menyerah tanpa peperangan.

Keajaiban-keajaiban itu selalu dapat dijelaskan dengan baik oleh kekuatan TEKAD. Karena itulah kita bisa mengatakan bahwa sesuatu yang dianggap sebagai penghalang terbesar kita sebenarnya bukan menjadi suatu penghambat yang berarti bagi kita jika jiwa tekad telah kita miliki.
            TEKAD! Ya, dengan tekadlah kita menggapai apa yang kita inginkan. Sobat, lihatlah tangan kita, dengan segala kesempurnaannya, tidak akan mampu memegang segelas air jika tidak ada TEKAD yang mendukungnya. Seseorang yang tampak sehat, tidak akan mampu untuk berdiri apabila tidak ada TEKAD. Bukan kekuatan tubuh dan keluasan pikiran seseorang bisa bergerak, tekadlah yang menyokong tubuh sehingga membuatnya bergerak. Karena itu, dalam realita, burung-burung tidak terbang dengan sayap-sayapnya, mereka terbang dengan kekuatan tekadnya, ikan-ikan tidak berenang dengan badannya, mereka berenang dengan kehendak dan tekadnya. Dan ketika manusia mempunyai kehendak untuk berenang, ternyata diapun bisa berenang bagai seekor ikan.
           
IQ Pas-pasan, Nggak jadi Persoalan!
Mungkin kita masih ingat temen-temen sekolah kita dulu yang memiliki IQ biasa-biasa saja, tetapi sekarang mereka menjadi orang sukses dalam pekerjaan dan kariernya. Yang memiliki IQ biasa saja ternyata luwes dalam bergaul, penolong sesama, setia kawan, bertanggungjawab dan ramah. Namun, yang ber-IQ tinggi cenderung kurang pandai bergaul, tidak berperasaan dan egois.

            Kuncinya, keberhasilan seseorang menjalani kehidupan dengan baik jika ia telah mendapatkan, memanfaatkan, dan mengeksplorasikan potensi yang ia miliki semaksimal mungkin. Sudah terbukti lebih dari seribu kali bahwa tak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat menjadi musuh terburuk mereka daripada diri mereka sendiri, karena dalam tiap kegagalan, seseorang sering melihat dirinya sebagai manusia yang tidak memiliki kemampuan, padahal seseorang tidak mungkin akan menuai kesuksesan jika tidak melalui suatu kegagalan terlebih dahulu, melakukan evaluasi dan mencari solusi terbaik. 

            Orang besar selalu memiliki semangat yang tak terkekang yang dibawa dari lahir. Mereka berani melangkah maju sebagai perintis. Mereka selalu yakin bahwa apa-apa yang akan terjadi di masa yang akan datang itu tidak pasti atau tidak bisa diketahui, dan karenanya penuh dengan ketidakpastian yang amat besar. Namun, akhirya mampu megendalikan masa depan mereka. 

            Begitulah seharusnya seorang muslim menjalani kehidupannya, apalagi yang ia jalani adalah semata-mata mencari Ridho dari Allah. Sebagai seorang muslim tentu kita yakin bahwa Alloh akan selalu menolong kita jika kita menjalani hidup ini sesuai aturan-Nya. Yang kita lakukan adalah menyempurnakan ikhtiar dan selalu bertawakkal. Yakinlah, jika semua itu kita jalani, Alloh akan memberikan jalan keluar dari kesulitan hidup yang kita hadapi.
            Sobat, gimana? Sudah ketemu kuncinya? Jadi tunggu apa lagi, mulai sekarang, siapkan dirimu untuk dapat merubah diri dan bangsamu. Wallahu A’lam Bish Showab. (Ababil)

0 komentar: