Wednesday, 26 March 2014

Bukan Wanita Pingitan


“Si Fulanah sekarang berpakaian tertutup, jarang keluar, gak mau gaul sama temen-temennya, jadi ekstrim”. mungkin sekelumit dari bahan bisik-bisik tetangga yang acapkali disematkan kepada wanita muslimah yang baru memulai menjalankan sebagian dari apa yang  diperintahkan oleh Allah,  Tidak cukup dengan “ngerasani” (mengghibah), kadang yang emang gak seneng sampe berani mengolok-olok secara langsung.

Memang berat tantangan menjalankan perintah Allah di zaman yang penuh dengan kerusakan moral ini, bagaimana tidak fakta yang kita lihat sehari-hari sedikit sekali yang ngerti tentang urusan agama. Media masa pun senantiasa mengkampanyekan acara-acara yang jauh di luar pemahaman syari’at. Dan ternyata itulah pola hidup yang banyak digemari oleh para muda-mudi saat ini. Segalanya serba “free” (bebas), seperti tanpa mengenal norma sedikitpun. Dapat kita saksikan bersama ramainya jalanan, terutama di hari minggu, muda-mudi tanpa ikatan (pernikahan) berboncengan layaknya suami istri, dan anehnya mereka mengaku seorang muslim.


Pola hidup bebas telah menjangkiti umat Islam di era serba instan ini, sampai-sampai ada yang mengikrarkan diri berfaham Islam liberal. Yang namanya liberal so pasti tanpa aturan, sekehendaknya sendiri mengotak-atik ayat. Dan yang lebih ngiris lagi tokoh wanitanya, berfatwa sudah seperti ulama tersohor: menghalalkan lesbian, mengharamkan poligami, dan yang sering digembor-gemborkan adalah kesetaraan gender. Nyaris hampir semua wanita menganut pemahaman ini, yang hasilnya susah diatur, maunya keluar rumah karena beralasan kesetaraan peran, emansipasi dan selalu berdalil kebebasan berekspresi.  

Namun dikala berkecamuknya akhlak para wanita, di sisi lain, masih ada secuil mutiara yang tersembunyi di tengah tengah kerusakan itu, yaitu wanita muslimah nan shalihah. Yang senantiasa menjaga diri agar tidak menjadi fitnah dengan tetap berada di rumahnya kecuali jika ada udzur syar’i yang membolehkannya keluar. Ruang geraknya hanya terbatas pada rumah, tempat untuk menimba ilmu syar’i ataupun ilmu dunia. Jika hendak memenuhi keperluannya tidak berlama-lama seperti yang dilakukan wanita lainnya yang terkenal dengan istilah “shoping”. 

Keterbatasan gerak itulah yang menjadikannya seperti wanita pingitan, tapi dibalik itu semua tidak lain adalah wujud ketaatannya kepada Allah. Karena Allah Ta’ala telah berfirman :

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS: AlAhzab:33).

            Allah telah memerintahkan kepada wanita untuk menjaga dirinya dengan tetap berada di rumahnya dan tidak keluar tanpa adanya alasan yang dibenarkan. Sedangkan sekarang berjubelnya wanita yang rata-rata berpakaian minim di jalan-jalan merupakan dampak dari “tasyabuh” (meniru-niru) terhadap orang-orang “Barat” yang padahal Allah telah melarang hal itu. Yang harus dilakukan seorang muslimah adalah tidak mengikuti mereka walaupun menyelisihi kebanyakan dan pastinya akan mendapatkan celaan atau cap buruk.

            Jujurlah! Banyak orang tua zaman sekarang tidak mampu menahan anak-anak perempuan mereka agar tidak terlalu bebas keluar bersama laki-laki yang belum jelas akhaknya. Bukankah orang tua hari ini tidak mampu mengontrol anak-anak mereka untuk tidak terlalu bebas dalam pergaulan? Tidaklah hal ini mereka lakukan melainkan karena mereka khawatir dengan anak mereka jangan sampai terlalu “dekat-dekat” dengan teman yang bukan mahromnya, sebab sudah sangat jelas bahwa hal tersebut dapat mengarah kepada perbuatan zina sebagaimana yang banyak terjadi pada zaman ini. Lalu, kenapa wanita muslimah yang senantiasa menutup segala jalan menuju kerusakan moral dikatakan sebagai kaum ekstrim dan fanatik? Lalu solusi macam apa yang orang tua zaman sekarang tawarkan untuk menutup segala “fitnah syahwat” tersebut selain berpegang teguh dengan Islam?

Cap wanita pingitan, tidak berkembang, telah dijuruskan kepada mereka yang teguh menjalankan perintah Allah di atas, yaitu wanita muslimah. Lebel-lebel itu dipropagandakan oleh mereka yang selalu liberalis. Hingga sedikit sekali yang mau mengikuti jejak kebaikan karena lebel-lebel negatif selalu dipasangkan kepada mereka.
Tapi wanita muslimah adalah yang selalu teguh terhadap pendiriannya (dalam kebaikan tentunya) sehingga tidak boleh terpengaruh atau sekedar terbetik untuk mengikuti jejak mereka yang maunya bebas. Karena yang namanya kebaikan akan selalu ditutup-tutupi oeleh syaithan sehingga terkesan buruk di mata manusia.
Wahai wanita muslimah tetaplah istiqomah di jalan Alloh. Kalian adalah solusi, kalian adalah dambaan umat ini. (Zahidah)

0 komentar: