:
- Dari mana kita datang?
Pertanyaan mudah ini
mungkin kita bingung untuk mencari jawabanya, darimana kita datang maksudnya
adalah dari manakah asal kita. Al-Qur’an telah menjawab pertanyaan tersebut
dalam firman-Nya :
"Maka
hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari
air yang dipancarkan, Yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang
dada perempuan. (QS At-thaariq : 5-7)
"Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah Kemudian kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus
dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS, Al-Mu’minun : 12-14)
Ayat-ayat ini menunjukkan
bahwa manusia itu tidak ada, maka Allah Ta'ala menciptakannya dari tanah,
kemudian menjadikan keturunannya dari air nuthfah (mani) yang hina. Maka dari
itu penciptaan manusia yang pertama (Nabi Adam) diciptakan dari tanah, sedang
keturunannya diciptakan dari air (nuthfah) mani. Sebagaimana firman Alloh :
"Bukankah
dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (QS Al Qiyamah: 37)
2. Untuk apa kita datang?
Alloh menciptakan
manusia di atas muka bumi ini memiliki tujuan yang mulia yaitu untuk beribadah hanya
kepada Alloh, bukan tanpa tujuan!. Sebagaimana firmanNya :
"Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS, At-Dzariat : 56)
Ibadah
ini mencakup ma'rifatullah (mengenal Alloh), mahabbatullah (mencintai Alloh),
tunduk kepada-Nya, mengikuti jalan Allah Ta'ala yang telah digariskan bagi
manusia untuk mengangkat derajatnya ke tempat yang sesuai, agar mendapat
kemenangan dengan kebahagiaan yang hakiki di dunia maupun di akherat. Ibadah
kepada Allah Ta'ala itu mencakup arti yang luas.
3. Kemana kita akan kembali?
Jawaban
"Hai manusia,
Sesungguhnya kamu Telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka
pasti kamu akan menemui-Nya. (QS, Al-Insyiqoq : 6)
Maksudnya adalah manusia di
dunia Ini baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya.
dan tidak dapat tidak dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya
dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.
“Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu dia memberitakan
kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan. (QS, Az-Zumar : 7)
Ayat
mulia ini menerangkan tentang tempat kembali manusia setelah matinya, kembali
kepada penciptaNya untuk mendapat balasan atas perbuatannya di dunia, dan
memasukkanya ke tempat yang sesuai.
Berdasarkan keterangan ini, kita
menyimpulkan bahwa ’aqidah Islam merupakan sudut pandang mendasar untuk
menjawab pertanyaan pokok. ”Dari mana saya? Untuk apa saya hidup di dunia
ini? Setelah hidup di dunia, ke mana saya akan kembali? Jawaban atas tiga
pertanyaan mendasar ini, akan melahirkan hal-hal yang paling mendasar (yaitu
’aqidah) yang akan melahirkan pemikiran dan sikap manusia.
Hal ini
sangat berbeda sekali dengan cara pandang kaum kapitalisme dan sosialisme-komunisme.
Sebagai contoh, seseorang ditanya: dari mana anda berasal? Maka orang-orang
sosialis akan menjawab: Saya berasal dari materi. Seluruh kehidupan dunia
ini, berasal dari evolusi materi. Materi berkembang berdasarkan kaedah
dialektika materialisme. Tidak ada proses penciptaan di alam raya ini. Tuhan
itu tidak ada dan hanya khayalan manusia saja. Orang kapitalis akan
memberikan jawaban sebagai berikut: Semua terserah anda. Jika anda meyakini
bahwa anda diciptakan oleh Tuhan berarti anda diciptakan oleh Tuhan. Jika anda
tidak meyakini Tuhan berarti anda tidak diciptakan oleh Tuhan. Namun, masalah
keyakinan seperti itu –kepercayaan agama- harus diletakkan dalam wilayah
individu. Kehidupan ini harus diatur oleh manusia sendiri tanpa perlu campur
tangan dari Tuhan. Kehidupan dunia ini harus sekuler.
Walhasil,
mereka tidak pernah mempersoalkan pertanyaan semacam ini. Oleh sebab itu, jika
mereka disodori dengan pertanyaan berikutnya, Untuk apa anda hidup di dunia
ini dan setelah kehidupan dunia ini anda akan kembali ke mana?” Tentu mereka
akan menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Kaum kapitalis dan
sosialis-komunis akan menjawab pertanyaan dengan jawaban, ”Saya hidup di
dunia ini untuk mengejar dan mengecap kehidupan materi.” jawaban ini juga
berdampak terhadap cara pandang mereka terhadap perbuatan manusia,
ukuran-ukuran baik buruknya, serta bentuk peradaban yang hendak mereka bangun. (Hafidz)
0 komentar:
Post a Comment