Pada masa remaja mulai tertarik
dengan cara mengobati atau menyembuhkan orang. Tidak heran ia sangat menggemari
pelajaran-pelajaran di bidang kedokteran. Walhasil, di usia yang sangat muda,
yaitu 16 tahun, ia dkabarkan dapat membuka tempat praktik kedokteran sendiri.
Kecemerlangannya
sebagai seorang penyembuh menggema di seantero negeri. Tak lama kemudian, yaitu
setahun setelah ia membuka praktik, ia dipanggil ke istana oleh penguasa
Bukhara yang sedang sakit. Konon, telah
banyak diutus untuk menyembuhkannya, tapi belum ada yang berhasil. Kini giliran
Ibnu Sina mencobanya. Dan berhasil.
Salah satu faktor yang membuat Ibnu
Sina lancar dalam menyerap ilmu adalah ia sangat percaya makna ketenangan dalam
hidup pada jalan Alloh. Setiap kali ia menemui masalah yang pelik, ia
dikabarkan selalu pergi ke masjid untuk i’tikaf, shalat dan dzikir. Hal ini
membuatnya lebih arif dalam mengamati beragai kesulitan yang ada dan menemukan
solusi dalam memecahkannya.
Ada kisah menarik mengenai Ibnu
Sina. Di antaranya mengenai seorang pemuda yang tertimpa suatu penyakit yang
tidak ada satu pun obat yang manjur. Ibnu Sina mengobatinya dengan memeriksa
denyut jantung pasiennya seraya mengamati paras wajahnya, dan menyuruh asisten
itu menyebutkan lingkungan-lingkungan dalam kota di mana pemuda itu tinggal. Ketika sampai disebut nama suatu lingkungan,
bertambahlah denyutan jantung orang sakit. Kemudian beliau menyuruh asistennya
menyebutkan nama-nama kepala keluarga lingkungan itu. Pada waktu menyebutkan
suatu keluarga tertentu, beubahlah wajah orang yang sakit itu. Akhirnya Ibnu
Sina menyimpulkan bahwa penyakit orang muda itu adalah jatuh cinta pada seorang
wanita, dan penyembuhannya hanya dengan menikahinya dengan seorang wanita dari
keluarga yang menyebabkan wajahnya berubah ketika disebutkan namanya.
Sebagai seorang dokter, Ibnu Sina
membuat satu karya cemerlang, yaitu Qanun fi al Tibb (Peraturan tentang
Pengobatan). Buku ini menjelaskan berbagai penjelasan otentik mengenai beragam
penyakit seperti darang paru-paru dan daftar 760 macam obat yang disertai cara
efektif untuk menggunakannya. Tidak heran, jika buku tersebut dijadikan sebagai
buku teks dalam ilmu kedokteran Barat selama 6 abad lamanya. Oleh penulis
latin. Ibnu Sina lebih dikenal dengan nama Avicenna.
(Diringkas dari buku “50
Ilmuwan Muslim Populer oleh Muhammad Razi, hlm. 9-12, dengan sedikit perubahan)
0 komentar:
Post a Comment