Di dalam kehidupan dunia ini semua orang pasti ingin
hidup bahagia, sehingga mereka berusaha bekerja siang-malam, membanting tulang
untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut. Ada ngga’ sii…h yang bantah? Al fityan yakin banyak yang meng-iyakan. Betul
‘kan? Betul-betul-betul…
Kalo’ soal meraih kebahagiaan dunia nih manusia memang berbeda-beda
dalam memilih jalan hidup untuk mendapatkannya; Di antara mereka ada yang memilih
jalan yang diridhai oleh Alloh dan ada juga yang semaunya sendiri, dengan tidak
memperhatikan cara yang dipilihnya tersebut, diridhai oleh Alloh atau tidak,
yang penting senang lah sobat…Cuma kalo’ ditanya sobat semua mau milih yang
mana? Tentunya yang pertama donk!
Sobat, siapa sih yang kagak senang memandang dunia ini dengan kacamata hawa
nafsu dan syahwat?
Bayangin aja…rumah megah, hartanya melimpah, mobil yang
mewah, istri juga wah…sampai-sampai ada slogan, “Muda foya-foya, tua kaya
raya, mati masuk surga” (mmm…kaya’ di alam mimpi deh)….Sehingga ga’ heran
kali ya kalau banyak orang kepincut (tergoda) denganya.
Sobat, dalam menyikapi dunia, secara umum manusia
terbagi menjadi dua kelompok. Apa saja? Ini dia...
Pertama, mereka yang mengingkari adanya negeri pembalasan
setelah alam dunia ini. Tentang mereka Alloh berfirman :
"Sesungguhnya
orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami,
dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah
neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan" (QS, Yunus : 7-8)
Mereka
adalah orang-orang yang seluruh cinta mereka hanyalah bersenang-senang,
menikmati kehidupan dunia dan berusaha mencapainya sebelum kematian tiba, pokoknya
deh yang ada dipikirannya hanya ada dua; kalau ngga’ nafsu perut, ya nafsu bawah
perut (sex), ih-ih…kok seperti binatang ya.., ya memang seperti itu
kenyataanya, dan seperti itulah yang Alloh misalkan buat mereka, sebagaimana
firmanNya,
"Dan
orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka Makan seperti makannya
binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka"(QS, Muhammad :
12)
Kedua,
mereka yang meyakini adanya alam pembalasan setelah kematian. Merekalah orang-orang
yang mengikuti para Rosul (Muslim). Dalam hal ini mereka terbagi menjadi 3 (tiga)
golongan, hal ini sebagaimana yang Alloh sebutkan di dalam firmanNya, surat Faathir ayat 32, bunyinya
:
"Kemudian
kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan
di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula)
yang lebih dahulu berbuat kebaikan, dengan izin Allah. yang demikian itu
adalah karunia yang Amat besar"
So…kite
termasuk golongan yang mana ye…??? Eits...tak
perlu toleh ke kanan ke kiri dan kebelakang…KITA! Ya, Jawabannya ada pada diri
kita masing-masing. Makanya...inga’-inga’, hidup adalah pilihan, jangan sampai
salah pilih...
Yupz
sobat fityan, di bawah ini kita akan sedikit banyak membahas tentang bagaimana
keadaan orang-orang Islam, baik zaman ’baheula’ (dulu) dengan zaman
’ayeuna’(sekarang) ternyata sama, sama-sama memiliki keimanan yang bertingkat-tingkat.
Adapun penjelasanya sebagai berikut :
Golongan
Pertama: Zhalimun linafsih (golongan yang mendzalimi dirinya
sendiri), sobat !! Ternyata jumlah mereka yang paling banyak dibanding golongan
yang lain, kebanyakan mereka terbuai dengan indahnya dunia. Mereka menyikapi
dunia tidak semestinya. Bagi mereka, dunia adalah segalanya. Mereka inilah orang-orang yang rela dan ridho
menukar akherat mereka dengan dunia. Mereka beriman kepada akherat secara
global tetapi mereka tidak mengerti apa itu dunia, padahal dunia hanyalah
sebagai bahtera yang akan mengantarkan dirinya kepada akherat. Yang paling
ironi, mereka pada nggak sadar dan kagak tahu kalau kehidupan di dunia ini
hanyalah sebagai ladang untuk persiapan menuju persinggahan terakhir yang lebih
kekal, yaitu akherat. Tentunya persiapan tersebut adalah dengan amal shaleh,
sebagai bekal ketika dimintai pertanggung jawaban di hadapan Alloh.
Padahal
mereka adalah seorang muslim, tapi enggan beribadah kepada Alloh. Mereka lebih
cinta kepada hawa nafsunya ketimbang Alloh dan Rosulnya, sehingga tidak jarang
kita temukan seorang muslim yang kagak mau sholat, puasa, apalagi haji. Dan bergelimangan dalam kemaksiatan.
Golongan
Kedua Muqtasid, mereka adalah orang yang menikmati dunia dari
arah yang dibenarkan, mubah. Mereka tetap melaksanakan seluruh yang wajib, lalu
membiarkan dirinya bersenang-senang dengan kenikmatan dunia, mereka tidak
mendapatkan hukuman, hanya saja derajat mereka rendah.
Golongan
ketiga sabiqun bilkhairat, mereka adalah kaum yang bersegera
dalam kebaikan. Mereka berlomba-lomba melaksanakan apa saja yang diperintahkan
oleh Alloh subahanhu wa ta’ala. Mereka tidak hanya melaksanakan amal
ibadah yang sifatnya wajib semata, akan tetapi merekapun berusaha semaksimal
mungkin mengamalkan hal-hal yang disunnahkan. Mereka tidak hanya meninggalkan
hal-hal yang diharamkan, akan tetapi merekapun berusaha menghindarkan diri dari
sesuatu yang makruh.
Mereka
adalah orang-orang yang faham tujuan dari dunia dan beramal sesuai dengannya.
Mereka mengerti bahwa Alloh menempatkan hamba-hambanya di negeri ini untuk
diuji, siapa yang paling baik amalanya, dan siapa yang paling zuhud dengan
dunia dan paling cinta dengan akhirat. Alloh berfirman :
"Sesungguhnya Kami telah
menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya"(QS, Al-Kahfi : 7).
Sobat!!
Dari ketiga golongan di atas yang paling baik tentunya adalah golongan yang
ketiga, golongan yang menyegerakan dirinya untuk beramal shaleh dan memahami
akan hakekat dunia, dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan sementara,
sebagai tempat untuk bercocok tanam kebaikan.
MAU ZUHUD KOK SUSAH…..
Sobat
!! banyak kita temukan orang-orang yang salah dalam memahami zuhud, menurutnya
zuhud itu ialah berpenampilan compang-camping, berkendaraan jelek, makan
makanan yang kagak enak-enak, pokoknya kehidupan yang serba susah. Apakah
memang seperti itu makna zuhud sebenarnya??
Sobat,
para ‘ulama banyak memberikan definisi zuhud, di antaranya adalah Fudhail bin Iyadh
Rahimahulloh, beliau berkata : "Pondasi zuhud adalah ridha terhadap
segala yang datang dari Alloh".
Ibnu Taimiyah Rahimahulloh
berkata "zuhud adalah meninggalkan semua yang tidak bermanfaat di akherat"
Jadi,
seseorang ketika diberikan kemudahan dalam rizkinya, diberikan fasilitas yang
baik, seperti kendaraan, rumah, dan semisalnya apabila semua itu dipergunakan
dalam ketaatan kepada Alloh berarti ia telah berbuat zuhud.
Bukankah sahabat Abdurahman bin Auf adalah orang
zuhud? Tapi beliau mampu menginfaqkan setengah dari kekayaan yang dimiliki,
bahkan tidak cukup dengan itu, beliau juga menginfaqkan di jalan Alloh 500 ekor
kuda dan onta, (berapa joba bila dirupiahkan?). tidak ada yang bisa kita katakan kecuali
mengatakan: luar biasa…!!!
Satu
lagi! Lihatlah kezuhudan sahabat Utsman bin Affan, beliau telah berinfaq di jalan
Alloh 10.000 dinar, ditambah 3000 onta dan 50 kuda. Bawa kalkulator lalu itung
kira-kira berapa besar sedekah sahabat Utsman tersebut? Dari mana kekayaan mereka?
Apakah mereka mendapatkannya hanya dengan duduk-duduk saja? Lalu, apakah mereka
dengan kekayaanya tersebut tidak zuhud? Justru mereka itulah orang-orang yang
telah mengamalkan hekekat zuhud yang sebenarnya. Karena dengan kekayaan yang dimiliki mereka gunakan
dalam mencari keridhaan Alloh.
Setelah
kita mengetahui arti zuhud, sesungguhnya zuhud itu mudah bagi orang yang
dimudahkan oleh Alloh. Yang pada prinsipnya adalah tidak menjadikan dunia
sebagai tujuan utama! Itulah kata kunci yang harus kita ingat.
Dalam
hal ini, kita simak firman Allah subhanahu wa ta’ala :
"Dan carilah pada apa
yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi" (QS, Al-Qashas : 77 )
Nah,
dalam ayat di atas dengan jelas ketika Alloh menyebutkan tentang kehidupan akherat
menggunakan kata perintah: “Dan carilah!”
Sedangkan dalam qoidah ushul fiqih dijelaskan
:
الأَمْرُ يَقْتَضِي الوُجُوْبُ
"Perintah
menunjukkan sesuatu itu wajib untuk dikerjakan"
Sehingga untuk mencari kehidupan akhirat
hukumnya adalah wajib, yaitu dengan amal shaleh dan keikhlasan tentunya. Adapun
ketika Alloh menyebutkan tentang kehidupan dunia hanya dengan menggunakan kata "Dan
janganlah kalian lupa dengan dunia" yang kesimpulannya adalah bahwa
kehidupan dunia bukanlah tujuan utama.
Mudah-mudahan
kita tergolong hamba-hamba Alloh yang dapat menjadikan kehidupan dunia sebagai
bahtera untuk menuju kehidupan akhirat, dan bukan tergolong orang-orang yang
terbuai dengan dunia, sehingga rela menggadaikan keimanan dan bahkan kehormatan
hanya gara-gara nikmat yang sesaat dan akhirnya berhujung kepada penyesalan
yang tiada obat.
Maka,
mulai dari sekarang tanamkan dalam hati kita "Duniaku Untuk Akhiratku". Jadikanlah masa
depan akhirat di atas segalanya!! Allohu
A'lam. (M. Hafidz)
1 komentar:
Walaupun tak semudah....
Post a Comment